MERDEKABICARA.COM | SUMUT – Arboretum Aek Nauli pada Tahun 2024 ditargetkan menjadi arboretum berkelas dunia. Untuk itu, menurut pengelolanya, ada empat tahapan yang akan dilalui, yaitu dikenal; diterima; disukai; baru kemudian dipercaya. Masing-masing tahapan tersebut punya metode yang harus dilaksanakan dan juga indikator kunci yang harus di tetapkan sejak tahun 2020 hingga tahun 2024.
“Untuk mencapai arboretum kelas dunia, kita harus mulai dari yang paling sederhana, yaitu tahap diterima dengan pengenalan lewat media sosial dengan data dan informasi yang lengkap sebagai daya tarik, sampai dengan tahap dipercaya pada tahun 2024 nanti melalui pemeliharaan dan inovasi yang bagus serta berkelanjutan atau sustainability,” kata Pratiara, S.Hut, M.Si, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli.
Terkait itu, pengelola Arboretum Aek Nauli, M. Hadi Saputra, S.Hut, M.P.W.K, M.Sc menyampaikan bahwa untuk tahun 2020 ini arah kegiatan yang akan dilakukan di Arboretum Aek Nauli dibagi dalam tiga divisi, yaitu divisi kebersihan (pemeliharaan); divisi sarana dan prasarana (pengembangan); dan divisi penelitian.
“Kegiatan pemeliharaan diantaranya yaitu pembersihan tumbuhan bawah; serasah; dan pembersihan jalan setapak. Untuk pengembangannya, yaitu instalasi alat pengukur curah hujan; pengembangan aplikasi Ask the Tree; dan pembuatan peta interaktif,” kata Hadi. “Sedangkan penelitian, diantaranya yaitu pendataan masa regeneratif dan pertumbuhan tanaman; dan sosial seperti tingkat kepuasan masyarakat maupun pengunjung,” tambahnya.
Lebih lanjut Hadi menyampaikan, bahwa agar terlaksana dengan baik, Arboretum Aek Nauli dalam pengelolaannya harus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Hadi mencontohkan, kolaborasi dengan bagian Tata Usaha terkait pemeliharaan rutin; bagian Sarana Penelitian terkait dukungan fasilitas dan sarana dan prasarana; Koperasi terkait pengelolaan wisata ilmiah; Teknisi dan Peneliti terkait penelitian dasar di arboretum; serta dengan Mahasiswa maupun Pelajar terkait tenaga untuk mengumpulkan potensi, informasi dan data.
Seperti diketahui, peran Arboretum Aek Nauli sebagai tempat koleksi tanaman dari berbagai penjuru nusantara sangatlah penting. Selain sebagai koleksi, pohon dan tanaman-tanaman langka yang terdapat di lingkungan arboretum ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan penelitian baik bagi masyarakat, mahasiswa maupun komunitas ilmiah.
Menyadari pentingnya peran arboretum, maka perlu direncanakan suatu ide dan gagasan agar Arboretum Aek Nauli dapat tertata dan terkelola dengan baik sehingga dapat menjadi arboretum berkelas dunia yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi komunitas ilmiah nasional dan internasional.
Sebagai informasi, Arboretum Aek Nauli mempunyai luas areal sekitar 22,36 Ha yang terdiri dari 12 blok, didominasi oleh tanah podsolik coklat kekuningan. Lokasi berada pada ketinggian antara 1.164 – 1.218 m dpl dan memiliki kemiringan lahan antara 3 – 65?ngan suhu berkisar antara 17-29°C. Kondisi kelembaban udara mencapai 85,04%, dengan curah hujan tahunan berkisar 2.1999 mm-2.452 mm, dan curah hujan bulanan rata-rata sebesar 206,5 mm, serta jumlah hari hujan 151 hari/tahun.
Adapun blok-blok yang sudah dikembangkan di Arboretum Aek Nauli terdiri dari 12 blok, yaitu Maket Arboretum; Hutan Alam dan Konservasi Jernang; Konservasi konifer dan Hoting; Obat-obatan, kemenyan, dan Medang; Sumber Benih Kemenyan; Taman Lebah dan Tanaman Kenangan; Wisata Ilmiah; Jenis Bambu dan Pakan Gajah; Rehabilitasi Lahan Kritis; Pakan Satwa Primata dan Burung; Agroforestry; dan Koleksi Ingul. {}