MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe terus mengawal ekonomi, menjaga stabilitas dan terus mendorong pertumbuhan dengan mengoptimalkan segala potensi terwujudnya perkembangan ekonomi yang ada di daerah.
Ekonomi syariah memiliki prospek yang potensial sebagai pilar baru perekonomian di Indonesia. Karena prinsip ekonomi syariah mengutamakan distribusi sumber daya dan kesempatan yang adil dan proporsional, mengoptimalkan investasi yang berdaya guna, dan mendorong partisipasi sosial untuk kepentingan publik, melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pergerakan roda perekonomian, ungkap Kepala KPw BI Lhokseumawe, Yufrizal kepada Media usai peresmian program pengolahan sampah di Dayah Darul Ulum Al Munawarah, Blang Poroh, Lhokseumawe, Kamis (16/1)
“Pesantren atau Dayah dinilai memiliki peran penting dalam perwujudan pilar ekonomi syariah tersebut. Saat ini, jumlah pesantren di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 28.961 pesantren. Dari jumlah tersebut, 1.222 diantaranya berada di Provinsi Aceh, yang merupakan jumlah terbanyak diantara provinsi lainnya di Sumatera”,
“KPw Bank Indonesia Lhokseumawe di wilayah kerjanya selama ini telah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap 6 pesantren yaitu Pesantren Darul Ulum Al Munawwarah dan Ma’had IAIN yang berada di Kota Lhokseumawe, Pesantren Raudatul Maarif di Aceh Utara, Pesantren Nurul Islam di Bener Meriah, Pesantren Mudi Mesra di Bireuen dan Pesantren AMAL di Aceh Timur, ini merupakan salah satu program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren,”, papar Yufrizal.
Yufrizal juga mengatakan, keberhasilan program pendampingan pesantren yang telah dilakukan KPw BI Lhokseumawe selama ini yaitu program pengolahan sampah di Pesantren Mudi Mesra Samalanga, yang mana sebelumnya pesantren tersebut mengeluarkan biaya sebesar 2,5 juta setiap bulannya untuk membuang sampah hasil aktivitas sehari-hari pesantren.
Baca juga | | Kepala KPw BI: Perkembangan Sistem Pembayaran di Lhokseumawe Berjalan Lancar
Baca juga | | Menkeu Lihat Peluang Perkembangan Sistem Pembayaran Digital
Dengan pendampingan dan pembinaan dari Bank Indonesia terkait program pengolahan sampah, pesantren kini telah mampu memanfaatkan sampah tersebut dan memberikan pemasukan bagi pesantren dengan omset mencapai Rp 30 juta per bulan, terang Yufrizal
“Lhokseumawe, dengan begitu banyaknya cafe dan masjid yang tersebar di seluruh wilayah kota memiliki peluang yang sangat baik untuk di memanfaatkan setiap harinya. Sampah-sampah tersebut memiliki nilai yang berharga sebagai bahan baku utama program pengolahan sampah bagi pesantren”, ungkap Yufrizal
Pada akhir keterangannya Kepala KPw BI Lhokseumawe, Yufrizal juga menambahkan, banyaknya sampah yang ada di waduk Pusong kota Lhokseumawe juga berpotensi untuk dimanfaatkan dalam program pengolahan sampah. Diharapkan ke depannya, menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual dan dari kerjasama tersebut akan dapat saling memberi manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama dalam program pengolahan sampah.
Peresmian program pengolahan sampah di Dayah Darul Ulum Al Munawarah, Blang Poroh, Lhokseumawe turut dihadiri pejabat pemerintah Lhokseumawe, Dandim 0103/Aut, perwakilan Lamtamal Lhokseumawe, perwakilan Polres Lhokseumawe dan Aceh Utara, Perbankan dan tamu undangan lainnya. (Rif)