MERDEKABICARA.COM | LANGSA – Himpunan Mahasiswa Agribisnis Universitas Samudera gelar kegiatan Seminar Nasional dan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik “Meningkatkan Perekonomian Petani dalam Pengoptimalan Sumber Daya Lokal” yang dihadiri delegasi-delegasi dari berbagai Perguruan Tinggi di wilayah sumatera baik anggota tetap maupun anggota sementara DPW 1 POPMASEPI. Rabu (13/11).
Kegiatan ini merupakan sebuah bentuk implementasi atau bukti nyata adanya peran mahasiswa Fakultas Pertanian umumnya dan Sosial Ekonomi Pertanian khususnya yang memiliki sebuah tujuan untuk memberikan solusi melalui pandangan-pandangan ataupun gagasan dari mahasiswa dalam menjalankan fungsinya sebagai agen perubahan dan agen kontrol sosial yang dituntut peka terhadap permasalahan-permasalahan yang beredar khususnya di Aceh.
Kegiatan tersebut turut di hadiri Muhammad Zulfri S.T.,M.M.,M.T Selaku Direktur Utama PT.Pelabuhan Kuala Langsa (PEKOLA) yang bergerak di bidang transportasi ekspor impor di kota Langsa.
Muhammad Zulfri S.T.,M.M.,M.T pada kesempatannya menyampaikan bahwa, pada umumnya daerah Langsa masih sulit untuk berkembang dalam usaha peningkatan pendapatan daerahnya dengan potensi-potensi sumber daya lokal daerah Langsa.
“Sebagai solusi hal tersebut, beliau juga mengatakan bahwa adanya peluang mahasiswa kedepannya melalui bentuk usaha kewirausahaan dengan harapan mampu mengatasi permasalahan yang beredar dengan memberikan motivasi pada peserta Seminar Nasional untuk memiliki jiwa kewirausahaan guna merealisasikan harapan tersebut, karena hal ini sangat sejalan dan sesuai dengan visi POPMASEPI itu sendiri khususnya wilayah 1 yang berfokus pada bentuk optimalisasi pendapatan melalui bentuk usaha ekonomi kerakyatan”, terang Direktur Utama PT.Pelabuhan Kuala Langsa (PEKOLA)
Sementara itu Dr. Iswahyudi S.P.,M.Si Kepala Program Studi Agroekoteknologi di Universitas Samudera sebagai pemateri kedua mengatakan tentang perihal yang juga berkaitan dengan materi sebelumnya dimana mengangkat dan menyampaikan tentang bagaimana Mangrove sebagai potensi lokal Langsa yang seharusnya dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah di kota Langsa, jelasnya.
Lebih Lanjut dirinya mengatakan, justru saat ini masih banyak dibelit berbagai permasalahan yang menghambat pengembangan dan peningkatan kinerja Mangrove seperti pembibitan, konversi lahan, pembalakan liar termasuk juga pencemaran di wilayah mangrove yang sangat disayangkan, dimana semenstinya Mangrove seharusnya mampu menjadi andalan pendapatan daerah khususnya petani lokal di daerah Langsa yang saat ini masih belum masuk dalam kategori kehidupan yang layak berdasarkan kriteria yang tercantum dalam PERGUB ACEH No.98/2018 Penetapan Upah Minimum Provinsi Aceh tahun 2018, terang Iswahyudi.
Gabungan Delegasi yang hadir pada kesempatan ini juga mengadakan suatu bentuk kajian tentang permasalahan yang sama sebagai tindak lanjut dari kegiatan Seminar Nasional tersebut dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD), dimana dalam kesempatan ini Dr. Iswahyudi S.P.,M.Si diundang kembali sebagai pemateri pemantik didukung oleh Pengurus DPW 1 POPMASEPI melalui bidang Kajian Strategi dan Advokasi (KASTRAD) yang berkoordinasi dengan pihak HIMAGRI FP UNSAM selaku panita penyelenggara kegiatan.
Acara tersebut mendapat respon yang responsif dari para peserta FGD dimana beredar berbagai pendapat-pendapat dari sudut pandang potensi daerah lokal masing-masing delegasi yang mengerucutkan hasil diskusi berupa solusi dan harapan yang bersifat rekomendasi. Solusi yang disampaikan berupa adanya bentuk kontrol dari segala pihak yang terkait yang bertujuan menumbuhkan pemahaman tentang arti pentingnya Mangrove di daerah Langsa.
Kemudaian juga kajian ini menghasilkan sebuah bentuk rekomendasi pengadaan daerah rumah Mangrove sebagai bentuk Eco-Wisata dan Kawasan Agribisnis yang mencakup berbagai kegiatan di dalamnya seperti Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Karena Output dari kegiatan kajian tersebut akan diolah menjadi suatu bentuk artikel imliah yang nantinya akan dilampirkan pada permohonan melakukan bentuk kajian serupa yang akan menghadirkan instansi terkait yang relevan seperti pihak DPRK Aceh, Pemerintah Kota, Pelaku bisnis terkait, Akademisi dan Masyarakat Lokal.
Sebagai target kedepan, terealisasinya kajian tersebut dalam waktu dekat guna tersampaikannya aspirasi yang harapannya dapat menjadi solusi bersama bagi pemasalahan-permasalahan terkait topik Optimalisasi pengelolaan sumber daya lokal yang beredar di Kota Langsa. (HS)