MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – Banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Aceh di akhir November 2025. Curah hujan tinggi yang berlangsung berhari-hari membuat sungai meluap, sistem drainase kewalahan, dan permukiman warga terendam. Dampaknya tidak hanya terlihat pada genangan air yang masuk ke rumah-rumah penduduk, tetapi juga pada kehidupan sosial masyarakat: aktivitas lumpuh, akses air bersih terganggu, serta warga dipaksa beradaptasi dengan kondisi darurat yang terus berulang dari tahun ke tahun.
Situasi tersebut turut dirasakan di Kota Lhokseumawe. Salah satu wilayah terdampak adalah Desa Meunasah Blang, Kecamatan Blang Mangat, yang kembali harus menghadapi sisa banjir berupa lumpur tebal, kerusakan perabot rumah tangga, serta keterbatasan sarana pendukung penanganan darurat. Kondisi ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat desa dalam menghadapi potensi bencana, khususnya banjir.
Berangkat dari realitas tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) hadir melalui Program Mitigasi dan Edukasi Kebencanaan sebagai upaya memperkuat kapasitas dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Program ini dipimpin oleh Dr. Ir. H. Ridwan, MT selaku ketua pelaksana, bersama tim yang terdiri dari Muhammad Arhami, S.Si., M.Kom, Ir. H. Nahar, MT, Dr. Ir. Irwan, MT, dan Ummi Habibah, M.Si, serta didampingi Koordinator Humas dan Kerja Sama PNL, Ir. Muhammad Hatta, SST., MT.
Selain memberikan edukasi kebencanaan, Tim PkM PNL juga menyalurkan berbagai peralatan pendukung mitigasi dan tanggap darurat bencana kepada masyarakat. Bantuan tersebut meliputi high pressure cleaner sebanyak tiga unit untuk pembersihan lumpur banjir, tandu lipat lima unit, megaphone TOA lima unit, first aid kit sebanyak 32 unit, tenda pengungsian berkapasitas 60 orang sebanyak tiga unit, serta matras atau alat tidur sebanyak 50 unit.
PNL juga menyalurkan toren air berkapasitas tiga ton lengkap dengan kaki dudukan sebanyak tiga unit, pompa air tiga unit, generator listrik lima unit, helm keselamatan MSA 50 unit, rompi reflektor 50 unit, sarung tangan 50 unit, senter atau headlamp 50 unit, rompi pelampung 50 unit, tali tambang berdiameter 8 milimeter sepanjang 200 meter sebanyak empat gulung, jas hujan 20 unit, peluit 10 buah, serta tenda kecil sebanyak enam unit.
Menurut Ridwan, mitigasi bencana tidak dapat dilakukan secara parsial dan harus dimulai dari tingkat paling dekat dengan warga, yakni desa.
“Banjir yang terus berulang menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat harus diperkuat secara berkelanjutan. Kami ingin warga tidak hanya bergantung pada bantuan darurat, tetapi memiliki pengetahuan dan peralatan dasar untuk merespons bencana secara cepat dan tepat,” kata Ridwan, yang juga merupakan mantan Direktur PNL.
Program PkM Tanggap Darurat Bencana ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Aksi tersebut mendapat respons positif dari perangkat desa dan warga setempat. Kehadiran PNL dinilai sebagai wujud konkret sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam menghadapi situasi krisis. Melalui kegiatan ini, PNL menegaskan perannya tidak hanya sebagai institusi pendidikan vokasi, tetapi juga sebagai aktor sosial yang hadir dan bekerja bersama masyarakat dalam memperkuat ketangguhan sosial serta pemulihan pascabencana. {}
MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Menyikapi isu yang berkembang di tengah masyarakat terkait dugaan keberadaan alat…
MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Sebagai bentuk kepedulian dan gerak responsif PNL terhadap bencana hidrometeorolgi yang…
MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pidie bersama Unit Jatanras Polda Aceh…
MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA -Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh sejak akhir…
MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA - Kepedulian terhadap dunia pendidikan ditunjukkan Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN)…
MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kota Lhokseumawe kembali mengambil langkah strategis dalam penataan aparatur sipil negara…