MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA – Public speaking adalah keterampilan penting yang memerlukan penguasaan berbagai aspek vokal untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan menarik. Kualitas vokal memainkan peran utama dalam memastikan bahwa audiens dapat memahami dan terlibat dengan materi yang disampaikan.
Menguasai kualitas vokal merupakan elemen penting dalam public speaking yang efektif. Intonasi, artikulasi, aksentuasi, tone, power, phrasering, vibrasi, speed/tempo, pernafasan, dan infleksi adalah komponen utama yang dapat membuat pidato atau presentasi lebih menarik dan jelas. Dengan latihan, pembicara dapat meningkatkan keterampilan vokal dan menyampaikan pesan dengan lebih efektif.
1. Intonasi (Tinggi Rendahnya/Penekanan)
Intonasi adalah variasi nada suara dalam berbicara yang digunakan untuk menekankan kata atau frasa tertentu. Intonasi dapat membantu audiens mengenali poin-poin penting dalam pidato atau presentasi.
Intonasi dapat ditingkatkan dengan latihan dengan membaca naskah atau teks dengan variasi nada. Cara meningkatkan intonasi bisa juga dengan merekam dan mengevaluasi. Mendengarkan hasil rekaman sendiri untuk memperbaiki intonasi.
2. Artikulasi (Kejelasan Pengucapan)
Artikulasi adalah kejelasan dan ketepatan dalam pengucapan kata-kata. Artikulasi sangat penting untuk audiens memahami setiap kata yang diucapkan. Hal ini untuk menghindari kebingungan dan mencegah kesalahan interpretasi dari audiens.
Artikulasi dapat ditingkatkan melalui latihan pengucapan kata-kata yang sulit. Berbicara perlahan dengan mengurangi kecepatan berbicara untuk meningkatkan kejelasan.
3. Aksentuasi (Pemberian Tekanan Suara)
Aksentuasi adalah penekanan pada suku kata tertentu dalam sebuah kata atau pada kata tertentu dalam sebuah kalimat.
Aksentuasi menekankan pada poin kunci untuk menunjukkan kata atau frasa yang penting. Aksentuasi juga dapat meningkatkan dinamika bicara dengan membuat pidato lebih hidup dan dinamis.
Aksentuasi dapat ditingkatkan dengan berlatih mengucapkan kalimat dengan penekanan yang tepat. Kemudian bereksperimen dengan berbagai cara menekankan kata.
4. Tone (Nada Suara)
Tone adalah kualitas atau karakteristik suara yang mencerminkan sikap atau emosi pembicara. Tone mencerminkan sikap pembicara, dan dapat membantu audiens memahami sikap dan niat pembicara, serta menciptakan ikatan emosional dengan audiens.
Tone dapat ditingkatkan dengan menjaga keseimbangan emosi. Mengatur emosi sebelum berbicara, dan melakukan latihan vokal untuk mengembangkan berbagai tone suara.
5. Power (Kekuatan Suara)
Power adalah kekuatan atau volume suara yang digunakan saat berbicara. Power memainkan peran utama untuk memastikan semua orang dalam ruangan dapat mendengar. Power dapat menunjukkan rasa percaya diri pembicara, karena kekuatan suara sering diasosiasikan dengan keyakinan.
Cara meningkatkan power bisa dilakukan dengan latihan pernafasan. Menggunakan teknik pernafasan untuk meningkatkan volume. Melakukan latihan diafragma dengan menguatkan otot-otot diafragma untuk mendukung suara yang kuat.
6. Phrasering (Pemenggalan Kata yang Tepat)
Phrasering adalah cara pembicara membagi kalimat menjadi segmen-segmen yang bermakna. Phrasering dapat menyampaikan kejelasan pesan dan membantu audiens memahami struktur kalimat, dan membuat pidato terdengar lebih alami dan lancar.
Latihan membaca dengan memperlihatkan tanda baca dan jeda alami adalah cara untuk meningkatkan phrasering. Hal lainnya dapat dilakukan dengan belajar dari cara phrasering pembicara profesional.
7. Vibrasi (Getaran Halus pada Suara)
Vibrasi adalah getaran suara yang menciptakan kualitas resonan. Vibrasi sangat penting untuk menambah kedalaman suara sehingga membuat suara terdengar lebih penuh dan kaya. Vibrasi dapat menarik perhatian audiens karena suara yang resonan lebih menarik dan enak didengar.
Latihan mnggunakan teknik vokal untuk meningkatkan resonansi adalah cara terbaik untuk meningkatkan vibrasi. Menjaga posisi tubuh atau postur yang baik untuk mendukung produksi suara yang resonan.
8. Speed/Tempo (Cepat – Lambat)
Speed atau tempo adalah kecepatan berbicara. Kecepatan yang tepat memastikan audiens dapat mengikuti dengan seksama. Kemudian menyesuaikan emosi dengan tempo yang bervariasi untuk dapat mencerminkan emosi dan urgensi.
Berlatih mengatur kecepatan berbicara adalah cara untuk meningkatkan speed/tempo. Menggunakan jeda untuk menekankan poin dan memberikan waktu berpikir bagi audiens.
9. Pernafasan (Pernafasan Diafragma)
Pernafasan adalah teknik mengatur napas untuk mendukung suara yang stabil dan kuat. Kekuatan suara dengan napas yang baik mendukung volume dan kekuatan suara. Hal ini dapat meningkatkan daya tahan, dan mengurangi kelelahan suara selama berbicara panjang.
Latihan pernafasan dengan menggunakan teknik pernafasan diafragma untuk mendukung suara adalah salah satu cara meningkatkan pernafasan. Kemudian menjaga keseimbangan napas dengan berlatih mengatur napas untuk kontrol yang lebih baik.
10. Inflexi (Perubahan Nada Suara)
Inflexi adalah perubahan nada suara dalam sebuah kalimat. Infleksi penting untuk menghindari monotoni untuk mencegah suara terdengar datar dan membosankan, dan membantu menekankan kata atau frasa penting.
Latihan intonasi harus dilatih dengan variasi nada dalam berbicara untuk meningkatkan infleksi. Cara meningkatkan infleksi dapat dilakukan dengan merekam dan mengevaluasi. Mendengarkan hasil rekaman sendiri untuk memperbaiki infleksi.
Penulis :
Ir. Muhammad Hatta, SST. MT
Ketua Forum Humas Politeknik Negeri Se Indonesia
Koordinator Humas dan Kerjasama Politeknik Negeri Lhokseumawe