MERDEKABICARA.COM | BANDA ACEH – Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) selaku Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) di Aceh bersama Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan dan AKN Aceh Barat sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Draf Dokumen Scenario dan Road Map tentang Workforce Planning dan Innovation Planning Pendidikan Vokasi di Provinsi Aceh. Kegiatan itu berlangsung di Ruang Rapat Utama Kadin Aceh di Banda Aceh, Selasa (19/03/2024).
Acara yang dimoderatori oleh Koordinator Humas dan Kerjasama PLN Ir. Muhammad Hatta, SST. MT yang juga Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah Aceh ini menghadirkan narasumber dari berbagai stakeholder yang ada di Aceh.
Narasumber yang hadir diantaranya berasal dari Kadin Aceh, PT Pupuk Iskandar Muda, PT PLN Unit Induk Distribusi Aceh, Bank Indonesia Perwakilan Aceh, BPS Aceh, Bappeda Aceh, Disnakermobduk Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, PNL, Politeknik Aceh serta para pakar seperti Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc dan Prof. Dr. Apridar, SE. M.Si
Ketua Konsorsium PTV Aceh Ir. Rizal Syahyadi, ST. M.Eng.Sc. IPM. ASEAN.Eng melalui Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi PNL Muhammad Arifai, SE. M.Acc.AK dalam sambutannya menyampaikan, untuk mewujudkan keselarasan melalui kemitraan yang sinergis, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya membangun wadah kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemangku kepentingan di daerah. Hal ini diwujudkan melalui Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah dengan Pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada periode 2023 s.d. 2025. Program ini juga ditujukan untuk mendukung revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022, terutama untuk memperkuat kinerja Tim Koordinasi Daerah Vokasi.
“Luaran dari Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Aceh adalah tersusunnya Workforce Planning dan Innovation Planning dalam rangka menghasilkan Policy Brief yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah Aceh,” terangnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Vokasi dan Sertifikasi Teuku Jailani, SE menyampaikan masih tingginya pengganguran terdidik menjadi isu utama di tingkat daerah dan nasional sampai saat ini. Disisi lain keberadaan pendidikan vokasi, DUDI dan potensi daerah belum dapat memberi dampak yang siginifikan terhadap terhadap isu tersebut. Hal ini tidak terlepas dari masih adanya kesenjangan antara pendidikan vokasi, DUDI, dan pemerintah. Belum terbangunnya secara baik ekosistem kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI mengakibatkan lulusan vokasi tidak terserap dengan baik.
“Oleh karena itu diperlukan upaya mensinergikan dan menselaraskan antara DUDI, Satuan Pendidikan Vokasi dan Pemerintah dalam bentuk program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Indra Mawardi, ST. MT didampingi Dr. Busra, SE. M.Si. CPISC selaku fasilitator FGD yang juga Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah Aceh mengungkapkan bahwa, FGD ini bertujuan untuk menyusun konsep scenario plannning dan roadmap pengembangan ketenagakerjaan vokasi (workforce planning).
Kemudian menyusun konsep scenario planning dan roadmap pengembangan inovasi daerah berbasis potensi daerah Aceh. Serta membangun konsep penyelarasan antara satuan pendidikan vokasi dan pemangku kepentingan di daerah untuk menghasilkan policy brief, yang berisi workforce planning dan innovation planning guna menghasilkan klaster inovasi berbasis potensi dan kebutuhan daerah.
Salah satu narasumber Prof. Dr. Apridar, SE. M.Si dalam paparannya menyampaikan, penyusunan dokumen skenario dan peta jalan (road map) tentang perencanaan tenaga kerja (workforce planning) dan perencanaan inovasi (innovation planning) dalam konteks pendidikan vokasi memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan industri, tren pasar kerja, serta perkembangan teknologi terkini yang memengaruhi sektor pendidikan dan pelatihan vokasional.
Menurutnya, perencanaan tenaga kerja merupakan proses strategis yang bertujuan untuk memastikan organisasi memiliki jumlah, jenis, dan kualitas tenaga kerja yang tepat pada waktu yang tepat. Ini melibatkan analisis kebutuhan tenaga kerja saat ini dan di masa depan, serta pengembangan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Lebih lanjut Apridar memaparkan, untuk perencanaan inovasi (innovation planning) dalam konteks pendidikan vokasi adalah proses strategis untuk mengembangkan dan menerapkan ide-ide baru, metode, teknologi, atau praktik terbaik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, relevansi, dan efektivitas pendidikan vokasi.
Langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam menyusun road map workforce planning dan innovation planning pendidikan vokasi diantaranya analisis situasi saat ini, pengembangan skenario, rencana strategis, penetapan roadmap, monitoring dan evaluasi, serta koordinasi dan konsultasi. {}