• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, Mei 18, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Google News
Merdeka Bicara
Telegram
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
No Result
View All Result
Merdeka Bicara
No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam
Home Sosmas

Eks Kombatan GAM Wilayah Samudera Pase Minta Pemangku Jabatan di Aceh untuk Sejahterakan Masyarakat

4 Maret 2022
Reading Time: 2 mins read
A A

MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA –Penandatangan perjanjian perdamaian pada 15 Agustus 2005 lalu di Helsinki (Finlandia) merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Aceh.

Perdamaian konflik bersenjata antara Pemerintah RI dan GAM kini telah memasuki usianya yang 17 tahun. Namun hingga saat ini masih banyak kekurangan yang dirasakan oleh masyarakat Aceh. Kesejahteraan masyarakat aceh masih jauh dari yang kita harapkan bersama. Hari bersejarah bagi bangsa Aceh ini pun dikhawatirkan lambat laun akan dilupakan.

Hal ini disampaikan oleh mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dari Sagoe Malikussaleh Daerah II Wilayah Samudera Pase, Misbahuddin Ilyas, yang juga bekerja sebagai staff di Perusahaan Daerah Bina Usaha (PDBU) Aceh Utara.

Dirinya juga mengatakan, damai Aceh telah memasuki usia 17 tahun lamanya, maka para pemangku kepentingan harus mampu berbenah di berbagai hal, apalagi kami KPA Samudera Pase sangat berduka atas gugurnya seorang Kombatan GAM baru – baru ini yang di terjang peluru senapan angin, dan kasus ini kita kembalikan pada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas, ini juga  menjadi catatan penting bagi pemimpin GAM.

Misbahuddin Ilyas melanjutkan, ketimpangan Ekonomi para mantan mesin perang tersebut juga menjadi catatan penting bagi pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota di Aceh untuk membuka peluang lapangan pekerjaan kepada para ex Kombatan di setiap kabupaten/kota seluas-luasnya.

Dirinya menambahkan, Pemerintah pusat pun jangan berjanji-janji terus menerus soal lapangan pekerjaan kepada Kombatan GAM dan rakyat Aceh pada umumnya, banyak perusahaan nasional yang beroperasi di Aceh, namun mereka lebih membawa tenaga kerja dari daerah luar Aceh untuk bekerja di Aceh.

Pemerintah Aceh dan Kabupaten/ Kota di Aceh harus benar-benar menciptakan SDM yang handal untuk mengeruk SDA nya di masa hadapan,jangan lalai dengan kebohongan-kebohongan sehingga para mantan prajurit tempur terabaikan bahkan hidup di bawah rata-rata, ujar Misbahuddin Ilyas.

” Apakah ini ada unsur kesengajaan dari pemerintah atau ini kebodohan pemerintah dalam melahirkan SDM yang mumpuni demi masa depan mereka “, terangnya.

Dana Otsus Aceh per tahun cukuplah banyak, akan tetapi pemerintah lupa, yang membidangi lahirnya dana tersebut itu berkat perjuangan siapa. Dana Otsus Aceh itu tidak memihak sama sekali pada Kombatan dan korban konflik, ada apa, apakah ini unsur kesengajaan pemerintah agar para Kombatan terus hidup melarat atau berada dibawah garis kemiskinan apakah ini inisiatif dari pihak tertentu untuk meminimalisir anggaran agar tidak mengalir untuk para Kombatan, ini perlu jawaban dari Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota, jelasnya.

Banyak masyarakat Aceh yang hingga kini tidak mendapat pekerjaan, tutur eks kombatan GAM dari Sagoe Malikussaleh ini.

” Menciptakan lapangan pekerjaan itu catatan penting bagi pemerintah dan perlu di garis bawahi bahwa ini sangatlah mendesak “, ujar Misbahuddin.

Aceh tidak akan maju jika jasa para pejuangnya di lupakan oleh pemangku kepentingan dan pemerintah Aceh serta kabupaten/kota, setidaknya yang sudah punya pekerjaan itu dipertahankan dan yang belum punya pekerjaan itu di carikan solusi demi masa depan Kombatan dan rakyat Aceh pada umumnya, pungkas Misbahuddin Ilyas. {}

Tags: ekonomiGAMHelsinkiKomite Peralihan AcehMisbahuddin Ilyas.MOU HelsinkiopiniSagoe MalikussalehSamudera Pase
SendShareTweet
Next Post

Tim Kuasa Hukum Mulyadi Tompul Harap Polisi Jeli Terhadap Kasus Pelaporan Wartawan 

Rekomendasi

Cegah Penularan Covid-19, Polri Ancam Pidanakan Masyarakat yang Tidak Patuhi Himbauan, Ini Pasalnya

5 tahun ago

Aceh Utara Terima Dana Insentif Desa Tahun 2024 Rp 19,5 Miliar

8 bulan ago

Trending

  • Resmikan 32 Puskesmas di Aceh Utara Menjadi BLUD, Ini Pesan Ayahwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Penggelapan Bea Lelang FIF Lhokseumawe

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina Patra Niaga Sosialisasikan Program Rekrutmen bagi Lulusan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT Pupuk Iskandar Muda Menjelaskan Terkait Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) Tahun 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ayah Wa Soroti Kinerja Pasif KADIN Aceh Utara dan Minta Lebih Proaktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor.
SUBSCRIBE

Rubrik

Network

  • Acehlive
  • Geovice.net
  • Geovice.id

About Us

Informasi publik harus bebas dan independen. Kami menghadirkan informasi tersebut ke dalam genggaman Anda.

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In