MERDEKABICARA.COM | Perdamaian Aceh melalui MoU Helsinki merupakan tonggak sejarah yang telah merubah ‘image’ dunia terhadap Indonesia. Inilah kemudian yang menjadikan Aceh sebagai Laboratorium Perdamaian Dunia.
Proses Perdamaian yang terjadi di Aceh, tidak terlepas dari Keberanian Bapak Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam bersikap.
Beliau dengan teguh dan Konsisten mengedepankan pendekatan kemanusiaan dan meninggalkan pendekatan Keamanan dalam melihat dan menyelesaikan Konflik Aceh.
Solusi Damai adalah cara utama dalam menyelesaikan masalah Aceh. Beliau meninggalkan pendekatan Keamanan, karena memang pendekatan keamanan tidak akan pernah menyelesaikan konflik, bahkan pendekatan represif lah yang sejatinya menimbulkan masalah baru di Aceh.
Sikap dan cara pandang beliau ini yang mempermudah proses Perdamaian di Aceh. Tak dapat kita bayangkan jika pada saat itu kita tidak dipimpin oleh Seorang ‘Leader’ yang Humanis, Presiden yang mengedepankan Diplomasi dan cara-cara Damai. Beliau adalah contoh nyata Keselarasan antara Perkataan dan Perbuatan.
Oleh karenanya, tugas kita saat ini untuk melanjutkan estafet, menjaga dan merawat Perdamaian. Dan mengisi Perdamaian dengan Pembangunan dan Kontribusi nyata. Perdamaian yang diraih dengan Susah payah ini janganlah disia-siakan.
Perdamaian ini merupakan anugerah Allah SWT, melalui tangan Presiden ke-6 Republik Indonesia. Bapak Perdamaian Dunia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
—
Penulis: Prof. Dr. H. Apridar, SE. MSi, adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Business, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh
Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia
Mantan Rektor Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, periode 2010-2014 dan 2014-2018.