MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA – Pemerintah Aceh dinilai mengabaikan peringatan hari perdamaian konflik bersenjata antara RI – GAM yang dilangsungkan setiap 15 Agustus. Hari bersejarah bagi bangsa Aceh ini dikhawatirkan lambat laun akan dilupakan.
Hal ini disampaikan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Sagoe Malikussaleh – Wilayah Samudera Pase, Misbahuddin Ilyas alias Marcos.
“Dalam menyambut hari perdamaian di Aceh yang ke-16 tahun kita sebagai orang Aceh bertanya-tanya soal hari perdamaian tersebut. Dimana acara dibuat dan bagaimana bentuk acara nya kita belum tahu” kata Marcos kepada media ini di Lhokseumawe, Jumat (13/8/21).
Marcos mengaku sangat menyayangkan kealpaan pemerintah Aceh ini dalam memperingati hari perdamaian. Semakin lama, gaung perdamaian di Aceh kian pupus.
Marcos kembali mengingatkan, sebelum Aceh dilanda konflik bersenjata, kehidupan masyarakat dan peradaban bangsa secara keseluruhan acapkali dilecehkan oleh pemerintah pusat di Jakarta.
“Pada hari ini kita juga dilecehkan, dalam hal ini kaki tangan pemerintah Indonesia di Aceh yaitu Pemerintah Aceh sangat tidak profesional dalam menjaga marwah Aceh dan mengabaikan perdamaian dunia di Aceh” ujarnya.
Marcos menegaskan, hari penadatangan perjanjian perdamaian pada 15 Agustus 2005 lalu di Helsinki, Finlandia merupakan tonggak sejarah bangsa Aceh yang harus diperingati untuk peradaban Aceh baru. Namun, dia menilai, pemerintah Aceh saat ini yang dipimpin oleh kader partai nasional seperti acuh akan hal itu.
“Kami dari kombatan yang pernah berlaga dalam perang dulu menginginkan Aceh tetap damai, aman sejahtera. Tapi tekad baik dari pemerintah Aceh cenderung mengabaikan hari paling bersejarah ini. Sangat disayangkan pemerintah Aceh hari ini, mentang-mentang dari partai nasional mereka tidak mau berbuat tentang hari-hari besar rakyat Aceh” kata Marcos yang menyindir Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang berasal dari Partai Demokrat.
Marcos mengingatkan, siapa saja orang Aceh dari partai/organisasi manapun ia harus menjalankan misi politik rakyat Aceh. “Kita harus tau diri sebagai manusia yang lahir dari rahim ibu Aceh” kata dia.
Disaat bendera merah putih dikibarkan seantero Aceh untuk memperingati hari kemerdekaan RI, Marcos mengaku heran bendera Aceh kenapa tidak dikibarkan.
“Janganlah bermain kucing-kucingan lagi dengan rakyat Aceh, ikhlaskan saja. Kami tahu siapa yang tidak serius dalam perdamaian dunia di Aceh”ungkapnya.
Selain itu, perdamaian yang telah memasuki usia 16 tahun dinilai belum menyelesaikan seluruh persoalan dan tahapan rekonsiliasi. Untuk itu, ia menginginkan para petinggi GAM dan pemerintah RI harus kembali ke meja perundingan mencari jalan keluar tentang perdamaian yang tak kunjung selesai ini. {Ril}