MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA -Tim Pansus dari Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang beranggota 12 orang dari dapil 5 Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe turun kelapangan untuk melihat sejumlah pekerjaan pengadaan dan infrastruktur yang bersumber dari anggaran APBA 2020.
Dari hasil temuan di lapangan selama lima hari terhitung dari 9 s/d 13 Agustus 2021, tim pansus LHP BPK DPRA menemukan banyak kejanggalan di sejumlah tempat atas pekerjaan dalam penganggaran atau APBA Tahunan.
Contoh lain infrastruktur yang ada di kecamatan Dewantara di gampong Pulo Rungkom, ada timbunan dan tanggul sungai Krueng Ajo bernilai 2,75 milliar (lpse.acehprov.go.id) pertama temuan dari BPK, yang kedua di lapangan ada infrastruktur atau bangunan – bangunan yang tidak sesuai dengan gambar teknis, artinya banyak temuan, selain temuan dari BPK tentang timbunan yang masih jauh dari harapan, tetapi ada kegiatan talud yang jauh dari yang gambar yang diberikan kepada kami.
Hal tersebut diungkapkan Muslim Syamsuddin yang merupakan salah seorang anggota anggota pansus DPRA yang ikut turun ke lapangan.
Muslim mengatakan, yang perlu kita ketahui adalah, anggaran APBA 2020 setelah refocusing kemudian pekerjaan di lapangan dilakukan oleh SKPA banyak temuan-temuan yang menjurus pada kelalaian dari pengawasan dan dinas terkait.
“5 hari kami terjun kelapangan temuan-temuan itu menjadi catatan kami dalam laporan pansus ke dalam Paripurna DPR Aceh”, jelas Muslim.
Muslim juga menjelaskan, secara umum ada yang harus kita apresiasi, tetapi banyak hal yang menjadi catatan supaya pemerintah Aceh dapat mengoreksi dari segala kesalahan-kesalahan di 2020, dapat memperbaiki di 2021, kemudian dalam penganggaran itu 2022 selanjutnya, juga menjadi bahan pertimbangan bagi kami di banggar, dan khusus pemerintah Aceh supaya setiap penganggaran yang pertama dilalui dengan tahapan-tahapan sesuai dengan undang-undang, kemudian dilalui dalam pelaksanaan di lapangan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
” Dan perlu kita ketahui bahwa banyak temuan kami di lapangan yang terjadi adalah pengadaan – pengadaan fasilitas pendidikan, kesehatan, itu diberikan bukan atas kebutuhan tetapi keinginan pihak-pihak tertentu supaya ada kegiatan, ini menjadikan perhatian khusus bagi kami”, ungkap Muslim.
Muslim juga mengingatkan kepada pemerintah Aceh bahwa setiap anggaran yang dianggarkan harus dengan kebutuhan lapangan, bukan keinginan dari atas, hampir 80% pengadaan hasil temuan kami, memang ada dan barang bagus tetapi bukan kebutuhan, misal kebutuhan komputer 15 unit, printer 15 unit tetapi yang diberikan komputernya hampir 50 unit, padahal kebutuhannya cuma 15 unit, kemudian yang dibutuhkan meja buat anak-anak belajar atau barang- barang praktek tapi yang diberikan bukan yang inginkan oleh sekolah-sekolah, begitu juga di Dinas kesehatan kami menemukan itu, kemudian infrastruktur juga begitu ada hal-hal yang sudah rutin kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi keinginan masyarakat, infrastruktur jalan, irigasi dan lain sebagainya, itu dilakukan tanpa memenuhi kriteria-kriteria yang diinginkan.
Muslim yang merupakan kader Partai SIRA ini juga mengatakan, bahwa segala yang terjadi dalam tahun 2020 ini menjadi bahan pertimbangan dan catatan dari rekomendasi kami di pansus nantinya.
Sementara itu, Ketua Tim Dapil 5, Mawardi alias Tgk Adek kepada wartawan mengatakan pansus LHP BPK bertujuan untuk memastikan temuan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh SKPA. Dengan metode sampel, tentu tidak seluruh kegiatan APBA 2020 di Aceh Utara dan Lhokseumawe diperiksa oleh BPK.
Sehingga pihaknya, kata Tgk Adek juga melakukan fungsi legislatif yakni pengawasan.
“Kita coba menyisir, walaupun tidak ada temuan kita coba, melakukan fungsi pengawasan. Ada beberapa kegiatan yang memang terdapat selisih. Seperti di Dinas Pendidikan. Itu nanti akan kami klatifiksi ke dinas terkait” kata kader Partai Aceh ini.
Ketika dikonfirmasi terkait langkah hukum, Tgk Adek menyebut pihaknya akan melaporkan temuan di Dapil 5 kepada pimpinan. “Kami laporkan ke pimpinan nanti pimpinan yang akan mengambil langkah selanjutnya” demikian Tgk Adek. {}