MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA –Lingkungan Di Aceh masih sangat memprihatinkan. Banyak wilayah kabupaten dan kota terlebih pedesaan di seluruh Aceh masih jauh tertinggal dari standar lingkungan sehat. Hal ini terjadi karena instansi yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan belum bekerja maksimal.
Pantauan Media ini dibeberapa kabupaten dan kota di Aceh selama bulan Mai dan Juni 2021 tersimpulkan yaitu masih jarangnya instansi terkait melakukan penataan terhadap pola dasar kesehatan lingkungan yang meliputi presentase keluarga, akses air bersih, presentase rumah sehat, sarana sanitasi dan pengolahan makanan di tempat umum memperlihatkan kondisi kesehatan lingkungan seperti terbiarkan..
Lebih memperlihatkan kurang pedulinya instansi terkait dalam penanganan kesehatan lingkungan ketika tidak ada yang mau mencontohi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing yang datang ke Aceh saat Aceh dilanda tsunami. Kalangan LSM asing saat itu sebelum yang lain diperbaiki, kesehatan lingkungan lebih diutamakan. Bagaimana mareka dalam upaya memperkecil resiko yang berdampak kepada kualitas kesehatan lingkungan menjadi target pertama.
Mareka lebih dulu memperbaki dan membangun sarana kesehatan dan mendidik ilmu kesehatan kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan Pemerintah Australia dengan membangun Politeknik Kesehatan. Pemerintah Australia melalui Program Kemitraan Australia – Indonesia telah membangun sebuah Politeknik di Aceh yang dilengkapi dengan berbagaj laboratorium nutrisi, mikro biologi, dan kesehatan lingkungan.
Raha Roggero, wakil AUSAID ketika itu saat penyerahan gedung berstandar internasional yang dibangun di Banda Aceh itu menekankan, betapa pentingya lembaga-lembaga pelatihan dan pengajaran kesehatan. “Pembangunan sarana yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan menjadi sangat penting dalam menuju rakyat sehat,” ucapnya.
Persoalan kesehatan lingkungan bagi masyarakat terutama yang berdomisili di pinggiran perkotaan dan pedesaan di Aceh banyak belum tersentuh perbaikan menuju lingkungan sehat. Dimana mana masih terlihat sampah yang berserakan, air tergenang hingga ke pintu rumah bahkan sarana sanitasi dasar belum tersedia. Padahal penyediaan air bersih, jamban, perumahan sehat harus terjamin.
Begitu juga terhadap sarana sanitasi di, tempat umum semisal terminal bus, tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida dan sebagainya harus juga terjaga. Semua ini sebenarnya sudah ada peraturan dan undang undang yang mengatur mulai dari memantau hingga pencegahan. Namun belum sepenuhnya terjalankan.
Secara umum masalah kebersihan di Aceh menjadi tidak kondusif karena masyarakat memang selalu tidak sadar akan hal tersebut. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dijaga dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit lain yang disebabkan air sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah.
Upaya mengembangkan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Disamping akses air bersih yang buruk, situasi kebersihan air dan lingkungan diperparah oleh kegagalan penyuluhan bagi masyarakat kelas bawah dan mereka yang tinggal di daerah kumuh untuk berperilaku bersih. Bahkan penyediaan air minum yang bersih pun belum secara serius dijadikan prioritas pembangunan di Aceh. Siapa peduli. {}
Penulis : Usman Cut Raja