MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA –Masyarakat di dua kecamatan wilayah barat Aceh Utara yaitu Dewantara
dan Muara Batu mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab ) Aceh Utara
untuk tidak menutup mata terhadap nasib ratusan nelayan di dua
kecamatan tersebut.
Pasalnya, nelayan kerap menjerit akibat tidak bisa melaut karena kuala
Bungkah sering tertimbun pasir. Padahal, Pemkab Aceh Utara sudah
berulangkali berjanji untuk membangun kuala yang permanen namun hingga sekarang belum ada realisasinya.
Tgk Abubakar, salah seorang tokoh masyarakat di kecamatan Muara Batu
yang ditemui Media ini dirumahnya, Minggu (27/6) mendesak Pemkab Aceh
Utara melalui Dinas terkait untuk segera mengeruk kuala yang dangkal
dan membuang pasir yang menyebabkan muara kuala sulit keluar masuk kalangan nelayan.
“Boleh dilihat boat boat nelayan tertambat di sisi kuala karena tidak
bisa melaut akibat dangkal dan pasir menumpuk dimuka kuala,“ timpalnya
Dijelaskan, boat-boat tidak bisa keluar atau masuk kuala karena
terhalang pasir yang menumpuk menutupi mulut kuala. Kondisi seperi ini sudah bertahun semenjak diterjang tsunami pada 2004 hingga sekarang belum dibangun kembali. Kalaupun ada pengerukan hanya dilakukan asal jadi.
Artinya pasir dipindahkan hanya saat datang protes dari nelayan.
Tgk Abubakar menambahkan, usulan pembangunan tanggul muara dan pemecah ombak sudah sejak lama diusulkan bahkan melalui Musrenbang
ketika masa jabatan Bupati Aceh Utara dijabat Ilyas Pase, namun hingga
kini sudah beberapa kali pergantian bupati pembangunannya belum
terealisasi”, paparnya..
Usulan yang sama juga sudah disampaikan ke Gubernur Aceh saat dijabat Irwandi Yusuf dengan harapan segera membangun Kuala Bungkah untuk mengakhiri derita kaum nelayan di dua kecamatan tersebut. “Kami mohon kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah agar usulan kami ini dapat
segera ditindak lanjuti”, desaknya.
Sementara sejumlah nelayan mengaku, selain kuala, sungai atau krueng juga mengalami pendangkalan yang menyebabkan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan nelayan menjadi lumpuh. “Kami para nelayan sangat mengharapkan adanya perhatian pihak Pemkab untuk mengeruk sungai lebih dalam lagi dan membuka muara yang tertutup pasir dengan membangun tanggul yang permanen, agar aktivitas kami lancar,” harapnya.
Lebih menyedihkan lagi, lanjutnya, kondisi sungai atau krueng tadi selain dangkal juga sudah sangat sempit karena sepanjang sisinya sekitar lima meter sudah dijadikan tebat ikan.Untuk masalah ini kalangan mareka juga mendesak Pemkab Aceh Utara untuk meninjau dan mendata dan mengembalikan seperti semula.
Penulis : Usman Cut Raja