MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Selama belasan tahun Aceh dipimpin oleh dinasti “paket C” yang lahir paska MoU Helsinki, hanya dua hal yang tampak muncul jelas kepermukaan yakni kemiskinan dan kejahiliyahan.
Sebab itu, Forum Silaturahmi Masayarakat Aceh (FSMA) Jabodetabek menyeru rakyat Aceh harus berani bangkit dan bergerak melawan dominasi pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki kapasitas, baik dari sisi moralitas maupun intelektualitas.
“Dua hal itu: kemunduran kemakmuran (miskin) dan kemunduran moral (Jahiliyah) yang cukup meresahkan rakyat Aceh kini, dan sehingga sering terjadi letupan-letupan lokal perlawanan rakyat Aceh terhadap judi online, peredaran narkoba, korupsi yang gila-gilaan, dan prostitusi online yang sempat diendus aparat keamanan,”sebut H Zamzami, Ketua Labuhan Haji Independen (LSBIND), pengagas FSMA Jabodetabek, di Jakarta, Rabu (10/2/2021)
Jadi, menurut H Zamzami, hanya kemiskinan dan kejahiliyahan yang terbangun di Aceh selama belasan tahun kepemimpinan dinasti “Paket C” selama ini.
Dari pengalaman tersebut, Ia berharap pemimpin Aceh kedepan harus memiliki integritas pemahaman agama yang baik, komitmen menjaga marwah Bangsa Aceh, dan kemampuan intelektual untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Aceh baik nasional maupun internasional.
Menurut Zamzami, menelisik perkembangan situasi politik di Aceh saat ini yakni dalam rangka mengisi kekosongan Wakil Gubernur Aceh, FSMA Jabodetabek berharap dari tiga nama yang sudah dimunculkan oleh partai pendukung kami melihat sosok mantan Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar lebih pantas karena M Nazar memang ketokohannya lahir dari perjuangan membela hak- hak rakyat Aceh yang digaungannya secara konstitusional melalui Sentral Informasi Rakyat Aceh (Sira) waktu itu.
Selain itu, empat pengagas Forum Silaturahmi Aceh Jabodetabek yaitu H Zamzami Ketua Labuhan Haji Independend (LSBIND), HM Yusuf Ketua Aneuk Rantau Selatan (ARS), Doni Ariga Rajes, Ketua Persatuan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan (PEPPAS ), dan Ustaz Aceh 651, juga sepakat mendesak parpol pendukung untuk meloloskan Muhammad Nazar mengisi kekosongan Wakil Gubernur Aceh mendampinggi Gubernur Nova yang secara emosional mempunyai hubungan kuat mereka pernah menjadi Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh.
“Kami setuju dengan Pak Irwandi yang tidak menginginkan Wagub Aceh dari kalangan oligarkhis, jalur keluarga, dan KKN. Jujur kami malu dengan provinsi daerah lain yang dipimpin oleh figur intelektual dan memiliki integritas sebagai pemimpin. Karena itu, Aceh harus segera mengejar ketertinggalannya dengan daerah lain dan itu hanya mungkin jika Aceh dipimpin oleh figur yang berpendidikan, berpengalaman dan memiliki integritas,” kata Zamzami, yang diamini tiga pengagas FSMA Jabodetabek lainnya.
Ketua Parlok SIRA M Nazar, menurut FSMA Jabodetabek selama menduduki Wakil Gubernur Aceh paling tidak ada 3 jasa besar Nazar bagi Aceh.Pertama Nazar mampu melobi Pemerintahan Arab Saudi terkait dana waqaf masyarakat Aceh diperuntukan bagi jamaah haji asal Aceh.
Kedua, Aceh sudah ditetapkan sebagai barometer Islam di Asia Tenggara, menjadi pilot project Bank Syariah di Indonesia karena itu butuh tokoh yang memahami ilmu agama. Posisi itu ada pada Nazar karena dia alumni ilmu agama.
Ketiga, sering namanya
diusulkan sebagai calon menteri dari setiap ada resufle kabinet, Nazar juga memiliki pengalaman dalam lobi dengan dunia internasional. (zal)