MERDEKABICARA.COM | Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) lakukan Rapat Koordinasi( Rakor) dengan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) terkait Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Aceh di Aula Kantor BPBA, Kamis (6/8).
Kemenkopolhukan melalui Kedeputian Bidang Kamtibmas mengajak BPBA terus berupaya meningkatkan penanganan dengan bersinergi, bersama-sama mencegah, mengendalikan dan melaksanakan upaya pasca (Karhutla) di Aceh.
Brigjen Pol Drs. Erwin Chahara Rusmana mengatakan sebelumnya bahwa Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 yang dikoordinasikan oleh Menko Polhukam merupakan panduan penugasan untuk setiap Kementerian dan Lembaga serta daerah agar aktif melakukan upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,” kata Menko Polhukam saat pimpin Rakor.
Sunawardi mengatakan kendala yang dihadapi dalam penanganan Karhutla di Aceh berupa, belum ada Pasukan Mandala Agni, Kekurangan Peralatan penanganan karhutla serta letak geografis Karhutla yang sulit dijangkau.
Dirinya juga menambahkan, menurut catatan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA bahwa Kebakaran Hutan dan Lahan telah terjadi sebanyak 187 kali sejak bulan Januari hingga Juli tahun 2020 dengan lahan yang terbakar seluas 397 Ha terdiri dari lahan perkebunan, ilalang dan lahan gambut.
Menanggapi masalah yang disampaikan kalak BPBA Erwin mengatakan bahwa untuk menangani kendala dimaksud perlu dilakukan langkah langkah antara lain koordinasi dengan DPRA terkait pemenuhan prioritas pengananggaran terkait Karhutla.
Erwin juga menyarankan perlu dilakukannya MoU antara Danlanu dengan Gubernur Aceh dalam penanganan Karhutla Aceh dari udara, setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Menkopolhukam supaya dapat difasilitasi.
“Telah banyak upaya yang telah dilakukan baik melalui pemadaman darat dan udara yakni waterboombing dan modifikasi cuaca namun peningkatan bencana karhutla tidak dapat dihindari,” ujar Erwin.
Berdasarkan pemaparan Kepala BNPB di beberapa kesempatan bahwa 99% karhutla disebabkan oleh ulah manusia, dan 80% lahan yang sengaja dibakar untuk dijadikan lahan perkebunan. Untuk itu perlu adanya langkah-langkah antisipatif pencegahan yang sistematis untuk mengurangi dampak kebakaran dikemudian hari.
Sunawardi mengaku siap menjadi bagian dari upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah demi mengurangi tingkat kejadian karhutla di Aceh.
“Dengan pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai masukan untuk meningkatkan upaya, inovasi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan dimasa mendatang,” pungkasnya.
Acara rakor dipimpin oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, Ir. Sunawardi, M.Si ini juga dihadiri Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Menko Polhukam, Brigjen Pol Unggul Sedyantoro dan Asisten Deputi IV,Brigjen Pol Drs. Erwin Chahara Rusmana. Turut pula hadir Para Kepala Bidang BPBA beserta Staf dan ketua Forum Pengurangan Resiko bencana Aceh, Nasir Nurdin. {}