MERDEKABICARA.COM | KALTENG – Suaka Margasatwa (SM) Lamandau, Kalimantan Tengah pada Juni kemarin, telah lahir individu baru orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) dari induk bernama Pauline dan jantan bernama Carlos. Individu orang utan ini berjenis kelamin jantan dan diberi nama Pancaran oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Pancaran merupakan anak pertama Pauline dan juga bayi orangutan pertama yang lahir di tahun ini di SM Lamandau. Kelahiran bayi dari orangutan Pauline adalah kabar bahagia bagi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan organisasi masyarakat, Orangutan Foundation-UK (OF-UK) Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BKSDA Kalimantan Tengah, Handi Nasoka pada keterangan tertulisnya (29/06) menerangkan bahwa orangutan Pauline datang ke Camp Pelepasliaran dan Pemantauan Gemini di SM Lamandau dengan menggendong bayinya yang saat itu diperkirakan berusia 1-2 minggu.
Petugas camp yang melakukan pengamatan melihat Pauline terlihat sedang makan daun muda sambil beristirahat di pohon yang ada dibelakang camp dengan menggendong bayi kecilnya, ketika hujan mengguyur area Camp Gemini. Pengamatan pada saat itu, menunjukkan anak orangutan dan induknya terlihat sehat.
“Pauline merupakan orangutan yang lahir di Camp Siswoyo pada tahun 2007 dari induknya yang bernama Paula. Pauline mulai sering terlihat di sekitar Camp Gemini setahun belakangan ini. Sedangkan pejantannya, Carlos merupakan orangutan liar yang hidup di SM Lamandau dan sering datang ke area Camp Gemini sejak tahun 2019”, terang Handi.
Handi melanjutkan, kabar kelahiran orangutan ini merupakan kejutan yang membahagiakan di tengah pandemi COVID-19. Kelahiran satu individu orangutan tersebut merupakan bukti bahwa SM Lamandau mampu mendukung kehidupan orangutan di habitat alaminya. Hal ini juga menjadi pertanda bahwa perlindungan kawasan SM Lamandau sangat baik, sehingga menjadi habitat yang nyaman untuk orangutan dan satwa liar lainnya.
Namun Handi menerangkan kembali, bahwa kelahiran orangutan Pancaran bukanlah satu-satunya kabar baik yang datang dari SM Lamandau yang juga sebagai salah satu lokasi pelepasliaran orangutan di Kalimantan Tengah. Saat ini, terpantau 4 (empat) individu orangutan betina dewasa liar yang sedang hamil, terdiri dari orangutan Labety dan Suwita di area Camp Rasak serta orangutan Queen dan Betli diarea Camp Buluh.
“Pada kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir ini sebanyak 15 (lima belas) individu orangutan lahir di SM Lamandau, terdiri dari 2 (dua) individu di Camp Rasak, 5 (lima) individu di Camp Gemini, 2 (dua) individu di Camp JL, 2 (dua) individu di Camp Buluh dan 4 (empat) individu di Camp Siswoyo”, jelas Handi.
Lebih lanjut, Handi memberikan data sejak tahun 2019 terdapat 66 (enam puluh enam) individu orangutan yang terpantau di seluruh area camp, terdiri dari 39 (tiga puluh sembilan) orangutan reintroduksi, 11 (sebelas) individu orangutan program soft-release (telah dilepasliarkan satu individu), 4 (empat) individu orangutan yang sering datang di sekitar camp ada, dan 12 (dua belas) individu orangutan liar.
BKSDA Kalimantan Tengah bersama dengan OF-UK Indonesia akan selalu mengawasi dan memperhatikan kesehatan orangutan yang ada di SM Lamandau, terutama orangutan yang terpantau hamil. Hal ini dilakukan agar orangutan selalu terjaga kesehatannya sehingga dapat melahirkan anak yang sehat.
“Kelahiran orangutan dan perkembangbiakan yang bagus menandakan bahwa SM Lamandau merupakan kawasan konservasi yang mempunyai daya dukung yang baik untuk mendukung hidupan liar orangutan dan satwa lainnya dihabitat aslinya”, jelas Handi. {}