MERDEKABICARA.COM | BANDA ACEH – Dalam meningkatkan kompetensi tenaga laboratorium di Fasilitas kesehatan khusus untuk RS rujukan Covid 19 di Aceh dan tenaga laboratorium lain yang memberikan pelayanan laboratorium untuk penegakan diagnosis COVID19, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alkes, Dinkes Aceh melaksanakan Workshop Pengambilan Swap Nasofaring dan Orofaring di Banda Aceh.
Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari ini (29-30 April) berlangsung di UPTD Balai laboratorium kes dan Pengujian ALkes, sedang untuk tempat praktek peserta workshop dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi RSUZA, Banda Aceh.
Kadinkes Aceh dr. Hanif mengatakan keberhasilan pencegahan dan pengendalian COVID-19 sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menegakkan diagnosis, baik melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan pendukung yaitu pemeriksaan radiologi, hematologi, dan pemeriksaan mikrobiologi.
Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) telah ditetapkan oleh WHO sejak pertengahan Maret 2020. COVID-19 muncul pertama kali pada akhir Desember 2019 dan kemudian menyebar secara meluas ke seluruh dunia, mencakup Indonesia yang dimulai dengan laporan kasus pertama di Indonesia, di wilayah DKI Jakarta.
Kadinkes mengatakan, ada 18 orang yang mengikuti workshop angkatan pertama ini.
“Mereka berasal dari 8 RS (Tamiang, Langsa, Aceh Timur, AcehTengah, Aceh Selatan, Meuraxa, Kesdam, Bhayangkara dan BLK), masing masing instansi sebanyak 2 orang peserta”, jelas Hanif.
Kepada peserta dibekali materi mulai Persiapan Alat atau bahan untuk pengambilan swab nasofaring dan orofaring, persiapan pasien, cara pengambilan specimen, packing atau pengemasan, pengiriman specimen dari RSUD/dinkes Kab/kota ke Posko COVID Dinas Kesehatan Aceh yang kemudian akan diantar ke Balitbangkes Aceh untuk dilakukan uji RT-PCR.
Selain itu kepada peserta workshop juga dibekali materi mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat dan sesuai untuk setiap jenis kegiatan pemeriksaan. Tujuannya tentu saja untuk keselamatan para tenaga kesehatan itu sendiri, baik yang melakukan pengambilan spesimen maupun yang bekerja di dalam laboratorium.
DR, dr. Zinatul Hayati, MKes, SpMK (K), menjadi narasumber utama pada workshop ini. Selain dokter Zinatul Hayati, ada juga narasumber dari tim UPTD Laboratorium kes dan Pengujian Alkes dan tim Lab Mikrobiologi RSUZA, Banda Aceh. {}