MERDEKABICARA.COM | ANKARA – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan proses perdamaian Astana dan Sochi untuk Suriah belum sepenuhnya berakhir tetapi rusak.
“Turki tidak setuju dengan Rusia yang memaafkan serangan rezim Assad. Kami tidak dapat sepenuhnya mengendalikan rezim,” kata Mevlut Cavusoglu kepada wartawan setelah pertemuan Asia Anew di ibu kota Turki, Ankara, Selasa.
Cavusoglu menyuarakan keprihatinan tentang kesehatan proses perdamaian Astana 2017 dan proses Sochi 2018 yang menyetujui gencatan senjata di Idlib, Suriah barat laut.
Pekan lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Rusia tidak menaati perjanjian dan mendesaknya untuk mematuhi.
Pada Senin rezim Bashar al-Assad melancarkan serangan di Idlib, yang menewaskan tujuh tentara Turki dan satu kontraktor sipil yang bekerja dengan militer.
Setelah serangan mematikan itu, Turki menyerang lebih dari 50 sasaran sebagai pembalasan dan menewaskan 76 tentara Suriah.
Terletak di barat laut Suriah, provinsi Idlib menjadi markas kubu oposisi dan kelompok bersenjata anti-pemerintah sejak pecahnya perang sipil.
Saat ini wilayah itu dihuni sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dari seluruh penjuru negeri yang kehilangan tempat tinggal mereka beberapa tahun terakhir akibat serangan pasukan rezim.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Tetapi, rezim dan pasukan Rusia di zona itu terus melanggar gencatan senjata dan menyebabkan lebih dari 1.300 warga sipil tewas.
Sumber : aa