MERDEKABICARA.COM | BANDA ACH – Kotamadya Banda Aceh merupakan salah satu kota di Indonesia yang dipilih oleh Asian Developemt Bank (ADB) sebagai pilot project Program Green Transportation.
Hal tersebut mengemuka pada pada “3rd Green Cities Forum” yang diselenggarakan oleh ADB bekerjasama dengan Penang Institute, 13-14 Januari 2020 di Hotel Royale Chulan, Penang, Malaysia.
Menyambut hal itu, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman yang hadir langsung ke Penang, mengusulkan kepada ADB untuk membuat kajian lanjutan dan lebih detil terkait Modernisasi Transportasi di Kota Banda Aceh.
Menurut Aminullah, usulannya disambut baik oleh Mr Willem Brouwer, konsultan ADB yang mempresentasikan studi awal manajemen parkir di beberapa kota di Asia tenggara, termasuk Kota Banda Aceh.
Aminullah pun berharap kajian yang ia maksud, tidak hanya berhenti sebatas perencanaan dalam kertas, namun menegaskan kembali ke pihak ADB bahwa Banda Aceh sangat membutuhkan modernisasi transportasi.
“Selain dapat mengatasi permasalahan kemacetan yang mulai terjadi, kami juga sangat komit mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari kendaraan bermotor, sehingga Banda Aceh akan menjadi kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali,” ungkapnya.
Wali kota menjelaskan, Banda Aceh sebagai Ibukota Provinsi Aceh berpenduduk lebih dari 260 ribu jiwa. “Namun angka itu bisa naik dua kali lipat pada siang hari -lebih dari 500 ribu jiwa, sehingga tingkat kemacetan lalu lintaspun tidak bisa dihindari lagi. Terutama pada jam sibuk karena kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi dan tingginya perjalanan dari daerah tetangga,” katanya.
“Dampak lain adalah peningkatan kunjungan wisatawan yang sangat cepat. Pada 2019 angkanya sudah mencapai 504 ribu pengunjung. Di samping itu, perluasan jalan juga tidak memungkinkan lagi karena luas wilayah Banda Aceh yang hanya 61,3 kilometer persegi,” katanya lagi.
Mengutip survey ADB, sektor transportasi berkontribusi lebih dari 60 persen emisi, terutama dari pembakaran bahan bakar. Melihat kondisi itu, Aminullah menyakinkan pihak ADB bahwa Banda Aceh siap mengimplentasikan program transportasi tidak bermesin (Non Motorize Transport).
“Salah satunya dengan memperlebar pedestrian bagi pejalan kaki dan pesepeda serta memperluas Ruang Terbuka Hijau dengan menciptakan taman-taman kota,” ungkapnya.
Alhasil, pada tanggal 16 Januari 2020 mendatang, pihak ADB akan berkunjung ke Banda Aceh untuk melakukan pengkajian yang lebih spesifik, termasuk berdiskusi dan FGD bersama dinas terkait dan para stakeholder lainnya agar program transportasi hijau dapat diimplementasikan dalam waktu dekat.
“Kita berharap Banda Aceh akan menjadi salah satu kota percontohan modernisasi transportasi di Indonesia, bahkan di tingkat Asia Tenggara,” demikian Aminullah Usman. {}