MERDEKABICARA.COM | BANDA ACEH – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan kedatangan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, ke Universitas Syiah Kuala menjadi motivasi bagi pemerintah untuk terus meningkatkan pembangunan di berbagai bidang.
Dirinya berharap, Kalla dapat terus memberikan dukungan untuk pembangunan Aceh. Jusuf Kalla, kata Nova, merupakan pribadi yang punya andil besar mewujudkan perdamaian di Aceh. Ia merupakan tokoh yang aktif memperjuangkan perdamaian Aceh. “Untuk itu kembali kami menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam, atas jasa-jasa Bapak Jusuf Kalla bagi pembangunan Aceh,” kata Nova.
Ia berharap Kalla dapat terus memberikan dukungan agar Aceh dapat terus berbenah dan giat melakukan perbaikan di berbagai sektor pembangunan. Jusuf Kalla ke Aceh dalam rangka ulang tahun Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang ke 58. Di Unsyiah, Wapres JK juga meresmikan gedung 7 in 1, proyek pembangunan yang didukung Kerajaan Arab Saudi lewat Yayasan Saudi untuk Pembangunan atau The Saudi Fond for Development.
Unsyiah resmi berdiri pada 2 September 1961. Tanggal itu merupakan tonggak sejarah penanda dimulainya pembangunan kampus Darussalam, tepatnya pada 2 September Tahun 1959 oleh Bapak Pendidikan Aceh, (almarhum) Prof Ali Hashimy. Oleh mantan Gubernur Aceh itu, tanggal 2 September kemudian ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Aceh.
“Hari ini kita merayakan dua momen istimewa, yaitu Peringatan Hardikda, dan Milad Universitas Syiah Kuala. Mudah-mudahan, momentum ini semakin memperkuat semangat kita untuk terus memajukan pendidikan Aceh, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, sebagaimana cita-cita para pendahulu kita yang mendirikan kampus Darussalam ini,” kata Nova.
Nova menyebutkan, bersama UIN Ar-Raniry, Unsyiah merupakan pemasok utama bagi ketersediaan sumber daya manusia terdidik di Aceh. Karena itu Unsyiah (bersama UIN Ar-raniry) bisa dikatakan, sebagai etalase bagi wajah SDM Aceh. Karenanya pemerintah Aceh bersama semua lembaga lain senantiasa kerja keras mendorong Unsyiah mencapai misinya sebagai universitas inonatif, mandiri, dan terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga, dan seni.
Nova berharap agar Wapres Jusuf Kalla terus mendukung perkembangan Unsyiah. “Sampai kapanpun Bapak Jusuf Kalla tetap mendapat tempat mulia di hati rakyat Aceh. Karena itu kami berharap Bapak Jusuf Kalla senantiasa memberiperhatian bagi dinamika pembangunan yang berjalan di daerah kami ini,” kata Nova.
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, dalam orasi ilmiahnya mengatakan kemajuan zaman terjadi begitu cepat. Di zaman yang sangat dinamis ini, kata JK, sapaan Jusuf Kalla, perubahan terjadi begitu cepat. Karena itu, ia berharap agar mahasiswa dan akademisi terus menciptakan inovasi dan melakukan perubahan secara fundamental.
“Semua punya kemampuan teknologi, tinggal cara terbaik untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Program fundamental hanya dapat dicapai oleh kita yang mau berubah secara fundamental,” kata Wapres JK. Mahasiswa dan akademisi, kata Kalla, harus merespon segala perubahan lewat riset di tengah kemajuan dunia teknologi.
Perubahan mendasar dari teknologi haruslah ditanggapi dengan kreativitas tinggi dan inovatif dari mahasiswa. Ia memberi kiasan bahwa berbagai penemuan dunia yang dilakukan oleh mereka yang notabenenya tak lulus kuliah.
“Tidak tamat saja mereka hebat, apalagi kalau tamat. Akan lebih hebat dan itu harapan saya,” kata dia. Jusuf Kalla yakin di tangan anak mudalah kehidupan bangsa dapat diubah. “Anda punya potensi itu, lakukan dengan baik.
” Rektor Unsyiah Samsul Rijal, mengatakan dalam usianya yang ke 58, kiprah Unsyiah mulai diperhitungkan di level nasional bahkan internasional. Lompatan prestasi kampus dimulai empat tahun lalu, ketika Unsyiah mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional. Usai itu, Unsyiah juga meningkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negara Badan Layanan Umum (PTN-BLU).
“Pencapaian lain adalah masuk dalam delapan universitas terbaik di Indonesia berdasarkan perangkingan Webometrics dan tujuh besar menurut Scimago Institutions Rangkings,” kata Samsul Rizal. Namun menurut Science and Technology Index (Sinta) Kemenristekdikti, Unsyiah berada di peringkat 14 secara nasional atau secara umum berada di rangking ke 23 di antara perguruan tinggi lainnya secara nasional.
Salah satu upaya mengembangkan kapasitas program studi, kata Samsul, adalah penguatan kapasitas program studi. Saat ini terdapat 135 program studi di bawah 12 fakultas dan program pascasarjana. Sebanyak 37 di antaranya telah berakreditasi A.
Saat ini tercatat ada 29.268 ribu mahasiswa yang tercatat belajar di Unsyiah. Di antara mereka 68 orang adalah mahasiswa yang berasal dari mancanegara. Samsul Rizal melaporkan, setiap tahunnya Unsyiah meluluskan enam ribu lulusan. “Jumlah alumni Unsyiah telah mencapai 126.649 ribu orang,” kata dia. Sepanjang tahun 2019 Unsyiah mencatat 66 torehan prestasi, di antaranya adalah 10 prestasi tingkat internasional dan 26 prestasi tingkat nasional.
Selain itu, lanjut Samsul, Unsyiah punya kapasitas pengajar sebanyak 1.595 orang dari berbagai bidang keilmuan serta 684 tenaga kependidikan. Dari angka itu, 64 orang di antara tenaga pengajar telah mencapai jabatan Profesor. Samsul Rizal berharap di usia 58 tahun Unsyiah, kampus Jantong Hate Rakyat Aceh itu terus berkembang, terus menjadi kebanggaan dan benar-benar menjadi universitas yang inovatif, mandiri dan terkemuka. (Ira)