MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon mengungkapkan, PLN menargetkan ada 17 pembangkit bioenergi di Kalimantan hingga 2020. Jenis pembangkitnya berupa biomassa dan biogas.
“Lokasinya terbanyak berada di Ketapan dan Meliau. Kemudian tahun 2021 lebih banyak lagi,” ujar Machnizon melalui keterangan persnya, Sabtu (9/3).
Menurut Machnizon, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028, sudah ada beberapa lokasi rencana pembangkit EBT yang diberi nama sesuai lokasi, juga ada yang masih dalam bentuk kuota tersebar. “Jadi ada potensi kuota yang masih dimungkinkan. Di luar kuota tersebut masih dimungkinkan dikembangkan. Karena sesuai arahannya pak Menteri ESDM di bawah 10 MW itu dapat kemudahan, PLN bisa dapat langsung kontrak dan akan dimasukkan di RUPTL berikutnya,” jelas Machnizon.
Ia menjelaskan bahwa dalam pengembangan pembangkit EBT itu harus melihat pasokan dan kebutuhan listrik di masing-masing daerah. Bila di suatu daerah bebannya hanya 500-600 kW sedangkan pembangkit diusulkan 10 MW, PLN akan menarik ke jaringan jaraknya 50-60 kilometer, ini tidak dimungkinkan. “Kita bangun GI di situ pun tidak mungkin karena beban hari ini mungkin hanya 500 kW atau maksimum 1000 kW,” jelas Machnizon.
Selain itu, para investor harus memperhatikan tahun 2020 sistem kelistrikan Kalimantan sudah tersambung menjadi satu dalam interkoneksi Kalimantan. “Kemudian yang mungkin dicermati bahwa pada saat nanti di 2019 ini transmisi kami di Kalbar ini, kita sebut sistem Khatulistiwa, akan tersambung sampai Sanggau-Skadau-Sintang. Ini mungkin harus diantisipasi oleh para calon investor bahwa sistem Khatulistiwa pada tahun ini akan sampai ke Sintang,” papar Machnizon.
Sebagai informasi, sesuai RUPTL 2019-2028, rencana pengembangan EBT Kalimantan terbesar ada di Kalimantan Barat sebesar 116,27 MW dan Kalimantan Timur sebesar 158,7 MW dari total se-Kalimantan 460,87 MW. Untuk tahun 2018 telah terpilih 25 perusahaan pengembang listrik swasta yang masuk ke dalam daftar penyedia terseleksi (DPT) khusus energi baru terbarukan.
Sumber : Republika.co.id