MERDEKABICARA.COM | Masalah keuangan ternyata bisa berdampak luas. Bukan hanya membuat orang merasa rendah diri, terlilit hutang, hingga kehilangan pasangan, namun ternyata juga berdampak buruk bagi kesehatan. Menurut studi terbaru, masalah ini tidak hanya akan dihadapi orangtua tapi juga mereka yang masih muda.
Selama periode tersebut, dilansir Time, Minggu, 13 Januari 2019, peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami lebih banyak perubahan penghasilan (lebih banyak penurunan) memiliki risiko masalah jantung dua kali lebih tinggi, dan hampir berisiko kematian dua kali lipat dibanding mereka yang memiliki penghasilan tetap.
Sebagian besar ketidakstabilan penghasilan itu berasal dari masa tidak bekerja atau gaji yang dipotong usai berganti pekerjaan.
Peneliti juga memfokuskan penelitian pada orang yang telah kehilangan 25 persen atau lebih penghasilan mereka dari pengujian terakhir dan menemukan bahwa baik perubahan dan pengurangan dalam penghasilan dikaitkan dengan risiko masalah jantung lebih besar, seperti serangan jantung, stroke, gagal jantung juga kematian dini.
“Kami berasumsi bahwa menurunnya penghasilan atau seringnya berubah penghasilan mungkin tidak baik untuk kesehatan, mengingat dua hal ini merupakan hal yang cukup membuat stres. Tapi kami terkejut oleh besarnya efek yang kami lihat, di mana yang kami lihat adalah pada populasi berusia muda,” kata Tali Elfassy, asisten profesor bagian epidemiology University of Miami di AS.
Meski studi ini tidak dirancang untuk meneliti lebih dalam apa kaitannya antara perubahan penghasilan dengan masalah jantung, penelitian sebelumnya telah menemukan kaitan antara stres yang mungkin dipicu oleh perubahan penghasilan. Kejadian yang membuat stres pun bisa memicu obesitas yang juga merupakan faktor risiko untuk masalah jantung, juga tekanan darah tinggi.
Memiliki status sosial ekonomi rendah juga dikatikan dengan rendahnya kesehatan jantung, karena mereka dengan status sosial ekonomi rendah atau pendapatan tidak tetap cenderung lebih banyak merokok, jarang olahraga dan jarang memeriksakan diri. Semua hal itu bisa membuat orang berisiko mengalami masalah jantung.