MERDEKABICARA.COM | BENER MERIAH – Penyebaran wabah covid-19 yang sedang melanda dunia pada saat ini, membuat perekonomian masyarakat menjadi tidak stabil. Komoditi kopi yang merupakan sendi kehidupan masyarakat Dataran Tinggi Gayo (DTG) juga mengalami harga anjlok.
Salah satu pengumpul (toke) kopi di Kampung Gunung Teritit, Kecamatan Bukit, Aceh, Zulpan Ariga, mengatakan belum tau harga pasti kopi tingkat petani. Stok kopi yang adapun tidak ada yang menampung. Itu kondisi hari ini. “Dan apa yang saya rasakan ini, juga dirasakan teman-teman pengumpul (toke) lain,” katanya.
Zulpan menambahkan, hal itu akibat semakin maraknya penyebaran covid-19 di Dunia, justru pasar kopi kita kebanyakan di eropa dengan kondisi saat ini pengiriman (ekspor) ke sana agak terhambat. “Selain itu, dari informasi yang saya tau bahwa untuk kuota kontrak Mei sampai Desember 2020 buyer-buyer luar negeri belum ada yang meminta berapa banyak yang akan dikontrak kopi arabika gayo kita,” ungkap Zulpan.
Untuk itu, kami meminta kepada pemerintah seyogyanya berbesar hati untuk menjalankan Perpu Nomor 1 tahun 2020. Berdasarkan Perpu tersebut pemerintah dapat membantu masyarakat sehingga perekonomian masyarakat di wilayah Gayo yang mengandalkan komoditi kopi, tetap tumbuh seperti biasanya, pinta Zulpan.
Sementara itu, Darussalam ST politisi demokrat anggota Bangar (Badan Anggaran) dan Anggota Komisi C DPRK Bener Meriah mengatakan, jika kemungkinan terpuruk tidak ada kesepakatan pembelian dari buyer luar negeri (ekspor kopi), maka Pemerintah harus menyiapkan dana talangan. Jika estimasi harga perkilogram Rp75000, maka perlu kebutuhan dana talangan mencapai Rp. 3.312.000.000.000, 00 (tiga triliun tiga ratus dua belas milyar).
Perkiraan jumlah dana talangan yang harus ditanggung pemerintah ini berdasarkan perhitungan produksi kopi di dua kabupaten, yakni Bener Meriah dan Aceh Tengah. Berdasarkan data, rata-rata produksi kopi dari dua wilayah tersebut adalah 66,249,275 ton pertahun berarti produksi perbulannya adalah 5520,77 ton.
Saat ini yang sudah terealisasi berdasarkan estimasi perdagangan Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah selama kurun waktu Januari sampai dengan April 2020 adalah 22,083 ton. Yang belum terealisasi terhitung dari bulan Mei sampai dengan Desember 2020 mencapai 44,160 ton, (7/04/2020).
Pemerintah juga harus menyiapkan untuk kebutuhan industri distribusi, transportasi dan logistik yang diperkirakan kurang lebih mencapai 1 triliun, pungkasnya
Zulham Ketua Banleg DPRK meminta kepada Bupati Bener Meriah untuk berkoordinasi dengan Gubernur Aceh dan diteruskan kepada kementerian yang terkait untuk merealisasikan dana tambahan APBN 2020 di sektor industri. Pemerintah Aceh diminta merealokasikan dana talangan sebanyak 3,31 triliun juga anggaran untuk menyediakan fasilitas industri, distribusi, dan transportasi logistik. {}