Lhokseumawe | MERDEKABICARA.COM – Sebanyak 400 orang penabuh Rapai Urouh akan menyemarakkan kegiatan launching ikon seni budaya Kota Lhokseumawe yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudapar) Aceh bekerjasama dengan Dewan Kesenian Aceh (DKA) Lhokseumawe di lapangan Hiraq, Minggu 12 November 2017.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata Aceh, Reza Fahlevi kepada wartawan, Jumat 10 November 2017 menerangkan pagelaran Rapai Uroeh ini merupakan agenda provinsi yang dicanangkan sebagai kegiatan seni budaya mendukung program Wonderful Indonesia.
“Rapaia Urouh massal ini, sengaja kita gelar untuk mendukung pelestarian seni budaya tradisi Aceh, khususnya di Lhokseumawe, sekaligus diluncurkan sebagai ikon seni budaya Kota Lhokseumawe. saya rasa ini hal yang luarbiasa dan harus didukung oleh semua pihak,” jelas Reza.
Lebih lanjut Reza megatakan, Ia berharap, kegiatan pelestarian seni tradisi terus digalakkan dan tidak menjadi tanggung jawab seniman dan pemerintah semata, akan tetapi menjadi tanggung jawab kita semua masyarakat Aceh, terangnya.
Sementara itu, Ketua DKA Kota Lhokseumawe, Nazaruddin yang akrab dipanggil Peutua Din menerangkan, 400 penabuh rapai tersebut berasal dari 26 grup rapai yanga tersebar di Kecamatan Muara Dua, Blang Mangat dan Muara Satu.
Nazarudin menerangkan, Rapai Urouh sudah lama ditetapkan sebagai sebagai ikon seni budaya Lhokseumawe, namun launchingnya baru kali ini diadakan dengan menjadikan atraksi rapai sebagai kegiatan utama pada acara tersebut, dimana acara yang masuk dalam agenda The Light of Aceh tersebut akan dihadiri oleh Walikota Lhokseumawe, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Kepala Bank Indonesia perwakilan Lhokseumawe serta unsur Muspida plus. Acara launching itu juga didukung penuh oleh Kasga Record.
Nazaruddin juga menjelaskan, Rapai Urouh dijadikan ikon seni budaya kota petro dolar itu, karena dinilai satu-satunya seni tradisi lokal yang berhasil dipertahankan eksistensinya sampai saat ini, bahkan berhasil ditularkan ke generasi muda, dan hingga sekarang ini, banyak anak muda yang ingin belajar tentang Rapa-i Uroh.
“Rapai Urouh tetap eksis semasa Aceh dilanda konflik dan dimasa damai sampai saat ini , pemainnya terus bertambah. Dulunya hanya ratusan orang sekarang sudah mencapai 1500 penabuh. Namun untuk kegiatan launching di Lapangan Hiraq nanti, hanya kita hadirkan sebanyak 400 orang dari perwakilan 26 grup,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Ia menilai Rapai Urouh sudah sangat layak dijadikan sebagai simbol keterwakilan seni budaya di Lhokseumawe. yang selama ini perkembangannya sangat didukung oleh Pemerintah Kota, terbukti dengan anggaran kegiatan seni yang dipos pemerintah melalui DKA Lhokseumawe meningkat dalam empat tahun terakhir.
Masih dalam keterangannya Peutuha Din menambahkan, Selain atraksi rapai, acara launching juga diselingi dengan kegiatan pemecahan rekor MURI tas motif Aceh terbesar dari kelompok tas binaan Bank Indonesia perwakilan Lhokseumawe.
“Acara ini terbuka untuk umum dan silahkan beramai-ramai ke Lapangan Hiraq, acara launching kita gelar mulai dari pukul 14.00 WIB selesai sekitar pukul 17.30 WIB,” terangnya.
PENULIS : ARIF ZAKARIA
EDITOR : ARMEN