MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA -Ramai jadi bahan perbincangan masyarakat saat ini, ulah sosok mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuta Makmur diduga gelapkan bantuan biaya siswa Program Indonesia Pintar (PIP) tahun anggaran 2023-2024.
Diketahui beberapa siswa SMA Negeri 1 Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara yang menjadi korban perilaku meresahkan mantan oknum Kepala Sekolah tersebut.
Beberapa siswa di sekolah tersebut tidak mendapatkan bantuan biaya siswa Program Indonesia Pintar (PIP) sebagaimana layaknya siswa pada sekolah lainnya, padahal mereka terdata sebagai penerima bantuan tersebut dibuktikan dengan kepemilikan Kartu KIP, buku rekening Bank dan ATM.
Salah seorang siswa yang tidak mendapat bantuan PIP tersebut adalah Anisa dan Putri, siswa yang duduk di bangku kelas XII pada sekolah tersebut.
Putri mengaku dirinya pernah sekali mendapatkan bantuan tersebut di saat ia duduk di bangku kelas X sebesar Rp. 1.000.000, namun hingga menjelang tamat saat ini, dirinya mengaku tidak lagi pernah mendapatkan bantuan tersebut. Putri sendiri menyandang status yatim pasca ayahnya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Lain lagi dengan yang dialami Anisa, Nisa mengaku ia selama bersekolah di SMA tersebut juga tidak pernah mendapatkan bantuan tersebut, padahal diwaktu SMP selalu mendapatkannya.
“Sejak dari kelas X saya tidak pernah mendapatkan bantuan tersebut, hingga saat ini saya sudah duduk di bangku kelas XII, namun ketika saya cek ke Bank, saya menemukan fakta bahwa uang tersebut pernah masuk kerekening saya, tapi ada penarikan kembali sehingga rekeningnya kosong lagi,” ungkap Nisa.
Sementara itu, mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuta Makmur, Marsyuddin yang dikonfirmasi via telepon selulernya mengaku bahwa hal tersebut sudah diselesaikan oleh pihak sekolah melalui Bendahara sekolah.
“Sudah, sudah selesai masalah itu, sudah diselesaikan oleh Bendahara sekolah,” ujar Marsyuddin singkat.
Kepala Sekolah SMA N 1 Kuta Makmur saat ini, Nurmaida membenarkan perihal tersebut, menurutnya, pasca ia dilantik menjadi Kepala Sekolah usai Kepala Sekolah yang lama pensiun, ia mendapat laporan dari beberapa siswa terkait peristiwa dimana para siswa yang masuk daftar penerima beasiswa PIP tersebut, mengaku tidak menerima dana beasiswa itu sebagaimana mestinya.
Berbagai macam keluhan yang diterima Nurdiana dari para siswa terkait kasus beasiswa tersebut, ada yang pernah mendapatkan 1 kali ketika masih duduk dibangku kelas X, namun entah mengapa untuk periode selanjutnya yang bersangkutan tidak menerima lagi. Disamping itu, ada pula siswa yang mengaku tidak pernah mendapatkannya sama sekali.
Terkait hal tersebut, Nurmaida mengaku ia hanya mampu memfasilitasi antara siswa tersebut dengan Kepala Sekolah yang lama. Meski ada beberapa siswa yang sudah diselesaikan, namun terdapat juga laporan-laporan baru terkait siswa yang merasa tidak mendapatkan biaya siswa tersebut.
“Saya hanya bisa memfasilitasi mereka (siswa) dengan Kepala Sekolah lama, karena kejadian ini bukan dimasa saya, jadi bukan tanggung jawab saya dan ada sekitar 5 siswa yang sudah diselesaikan oleh Kepala Sekolah yang lama, namun masih ada beberapa orang yang belum,” pungkas Nurmaida. (Rob)