MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA -Penjabat (Pj) Bupati Aceh Utara, Dr. Mahyuzar, M.Si, bersama Ibu Pj. Ketua TP-PKK Ny. Awirdalina, melakukan kunjungan ke Gampong Bantan, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara pada Sabtu (10/8/2024) untuk memberikan bantuan tanggap darurat kepada keluarga korban kebakaran tragis yang terjadi di wilayah tersebut.
Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Jumat (9/8/2024) dini hari pukul 2.30 WIB itu menelan korban jiwa tiga kakak beradik, yakni Nadila (13), serta dua anak kembar berusia 10 tahun, Balki dan Balkia, yang meninggal dunia dalam musibah kebakaran yang menimpa rumah mereka. Rumah yang mereka tempati bersama ibu dan adik bungsu lainnya ludes dilahap api.
Kedatangan Pj Bupati Mahyuzar tidak hanya sebagai bentuk empati terhadap keluarga korban, tetapi juga untuk memastikan bahwa bantuan tanggap darurat segera disalurkan kepada yang membutuhkan. Ia didampingi oleh Camat Cot Girek Kamaruddin KS, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Asnawi, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Jaffar ST, serta Sekretaris Dinas Sosial P3A dan Kepala Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara.
Dalam kunjungannya, Pj Bupati menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban serta memberikan bantuan yang diharapkan dapat meringankan beban mereka di tengah musibah yang terjadi. Bantuan tersebut berupa kebutuhan pokok dan beberapa lainnya sebagai bentuk tanggap darurat.
Peristiwa ini menggugah perhatian berbagai pihak, mengingat ketiga korban yang meninggal dunia adalah anak-anak yang masih berusia belia. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan bagi keluarga korban serta melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Pj Bupati Mahyuzar mengajak seluruh masyarakat untuk turut berdoa bagi para korban dan saling bahu-membahu dalam menghadapi cobaan ini. “Musibah ini adalah ujian bagi kita semua, mari kita saling membantu dan menguatkan,” ujarnya.
Sebagai mana diketahui, ketiga korban tinggal bersama ibunya, Fitriani (32) dan seorang adik lainnya, Kayla (3). Sementara ayahnya merantau ke Malaysia. Saat kebakaran terjadi, Fitriani terlebih dahulu menyelamatkan anak bungsunya, Kayla, yang memang tidur sekamar dengannya. Sementara tiga anak lainnya tidur di kamar terpisah.
Setelah berhasil mengeluarkan anak bungsu dari rumah, Fitriani juga berupaya menyelamatkan tiga anak lainnya, namun gagal karena api terus membesar dan membakar seluruh bangunan rumah dari kayu itu.[]