MERDEKABICARA.COM | ACEH TIMUR –Camat Kecamatan Madat Aceh Timur Muchtaruddin, SE prihatin dengan pencapaian vaksin Covid 19 di penghujung tahun 2021, dimana hingga sampai saat ini baru terealisasi 5 ribu jiwa dari target sasaran 19.025 jiwa di wilayahnya.
Hal tersebut disampaikan Muchtaruddin, SE. selasa (14/12) usai melakukan serangkaian kunjungan vaksin Covid-19, di sejumlah desa.
“Seharusnya para Geuchik harus mampu membujuk dan mengajak warganya dari hati ke hati, bukan dengan pengumuman di meunasah. Kalo begitu pastilah warga tidak mau pergi untuk divaksin, dan kalo begini jadinya kerajaan banyak tertinggal seharusnya banyak yang harus kita selesaikan dan kerjakan”. ungkapnya.
Dirinya mengetahui rendahnya angka capaian itu, akibat warga termakan berita bohong di sampaikan warga anti vaksin. Selain itu jumlah mereka menyebarkan berita bohong paling cuma 10 atau 15 persen di setiap desa. Seharusnya Geuchik berani membujuk warga sekaligus menjernihkan persoalan berita bohong soal vaksin itu di tengah warganya.
“Di sinilah letak seorang pemimpin, yang mampu memerangi informasi tidak benar menyesatkan yang tanpa mereka sadari mempengaruhi psikologis warganya sendiri” terangnya.
Camat juga mencontohkan, Muhamamd Amin 47 tahun asal Alue Papen Aceh utara mengalami strok bersedia suka rela di vaksin, Senin 13/12, ternyata setelah di periksa dokter Puskemas Madat kesehatan nya cukup baik dapat di Vaksiin di Puskemas tersebut.
Dirinya menambahkan, seharusnya berkaca dari sosok Muhammad Amin itu, para Geuchik mengambil pengalaman dan pelajaran dari banyak sosok lainnya yang mereka itu bukan normal kesehatan nya seperti kita. Namun mereka rela divaksin yang tujuannya demi kebaikan untuk diri sendiri.
Terkait Hal itu, lanjutnya, persoalan bakal dihadapi para Geuchik dan pemerintah kecamatan di penghujung tahun ini, akan mengalami kerugian banyak hal, salah satunya pemanfaatan dana desa, dimana di perkirakan akan ada dana ratusan juta rupiah selama ini di salurkan kepada masyarakat miskin dalam bentuk BLT, BANSOS dan BPNT terpaksa di parkir di rekening kas desa dalam bentuk Silpa, dimana dana Silpa kas desa itu selanjutnya dikembalikan ke kas Negara. Hanya karena warga di desa itu tidak mau di Vaksin. Sementara sertifikat vaksin merupakan syarat mutlak menerima bantuan sosial dari pemerintah.
Sementara itu Geuchik Leung Sa Kecamatan Madat, Syarbaini menjelaskan pihaknya menargetkan dalam beberapa hari ke depan, akan mengenjot capaian vaksin hingga 100 persen. Walau hingga Senin (13/12) kemarin, angkanya baru mencapai 850 jiwa dari jumlah kurang lebih 600 kk lebih. Terkait penyaluran bantuan sosial kepada warga miskin di desa itu.
Syarbaini optimis 469 warga penerima bantuan sosial dalam waktu dekat ini akan menerima bantuan itu.
Zainil Aini 40 tahun salah seorang warga desa itu mengungkapkan, diirinya sudah lama tidak menerima bantuan sosial pemerintah dalam bentuk Program keluarga Harapan (PKH). Namun dengan di masukan dirinya dalam daftar penerima bantuan BLT oleh pihak desa, maka ia bersedia dan suka rela untuk di vaksin, ujarnya. {}