MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA -Upaya warga lingkungan PT PIM mendapatkan pekerjaan pembongkaran scrap eks PT AAF yang saat ini sedang dikerjakan oleh PT Kirana Saiyo Perkasa mendapat dukungan dari Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf.
Demikian hasil pertemuan antara Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf dengan Koordinator Forum Bersama, Agussalim, perwakilan penuh masyarakat lingkungan di ruang kerja kantor Bupati Aceh Utara, di Landeng-Lhoksukon, Selasa siang (19/1/21).
“Saya mendukung langkah warga setempat untuk mendapatkan pekerjaan. Karena memang harus diutamakan warga setempat” kata Fauzi Yusuf saat menerima kunjungan Koordinator Forum Bersama, Agussalim.
Fauzi Yusuf juga tak ragu menyampaikan dukungannya, sebab tujuan gerakan tersebut sangat baik untuk kepentingan warga lingkungan.
“Selama untuk kemaslahatan warga sekitar, saya dukung. Apalagi kawan-kawan dari media utamanya PPWI juga ikut mendampingi” kata Kader Partai Aceh tersebut.
Seperti yang telah di beritakan sebelumnya, forum bersama warga lingkungan PT PIM menuntut kerjasama pekerjaan transportasi (tracking) dan pekerjaan bongkar muat (PBM) pada proyek pembongkaran scrap di komplek eks PT AAF kepada PT Kirana Sanyo Perkasa sebagai pemenang tender proyek tersebut.
Forbes yang beranggotakan Persatuan Mantan Napi Dewantara, Ikatan Keluarga Besar (IKBA) Gusuran eks AAF dan perwakilan pemuda Blang Naleung Mameh serta didukung PPWI Lhokseumawe sebelumnya telah menunjuk tokoh muda warga lingkungan yaitu Agussalim sebagai koordinator.
Agussalim kepada awak media mengatakan, pihaknya mengapresiasi respon positif Wakil Bupati Aceh Utara. Agus juga menjelaskan, hingga saat ini timnya sedang melakukan lobi-lobi ke pihak rekanan, PT Kirana.
“Seminggu lalu kami sudah mengajukan kerjasama dengan di lengkapi profil perusahaan yang menjadi salah satu syarat untuk bisa bekerja. Jangankan diberikan pekerjaan, dimediasi aja tidak,” kata Agussalim.
Dalam pertemuan dengan Wakil Bupati Aceh Utara, ketua forum bersama juga meminta kepada pemerintah daerah agar memantau kondisi di lapangan. Karena selama ini, pengusaha lokal yang membayar pajak perusahaan, akan tetapi yang menikmati cuma segelintir orang. “Itupun dari luar daerah kami” tegasnya.
Agussalim berharap kepada pemerintah daerah, sekaligus kepada PT PIM sebagai pemilik bangunan pabrik yang sedang dibongkar, jangan hanya bisa diam terhadap permasalahan yang menimpa masyarakat lingkungannya.
“Minimal memediasi PT Kirana dengan pihak forum bersama supaya konflik sosial tidak terjadi di daerah kami. Atau jangan bangun lagi pabrik-pabrik lain di daerah kami. Karena efek dari limbah perusahaan sampai puluhan tahun kami rasakan” pungkas Agussalim. {}