MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) merupakan Perguruan Tinggi Vokasi Negeri (PTVN) yang didirikan pada tanggal 5 Oktober 1987. Tujuan utama didirikannya PNL adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan daya saing tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Disamping itu, lulusan PNL dididik untuk memiliki jiwa wirausaha (entrepreneurship), berbudaya, berwawasan lingkungan serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun tingkat internasional.
PNL memiliki 73 laboratorium dan workshop yang dilengkapi dengan mesin kerja yang canggih, peralatan yang lengkap dan fasilitas yang modern yang di desain secara komprehensif, sehingga memudahkan para mahasiswa dalam memahami permasalahan di dunia kerja nantinya.
Dalam usianya yang ke 33 tahun, PNL telah menghasilkan sebanyak 20.000 lebih lulusan yang telah mengisi posisi professional dan posisi strategis di berbagai perusahaan skala lokal, nasional dan internasional, selain itu PNL juga mencetak entrepreneur sukses yang mampu mendatangkan manfaat untuk masyarakat sekitar, serta sebagiannya telah mengabdikan dirinya sebagai abdi negara atau PNS.
Direktur PNL Rizal Syahyadi dalam Pers Conference, Jum’at (11/12/2020) mengatakan bahwa pengembangan keterampilan lulusan PNL sangat memerlukan sinergitas, kolaborasi dan kerjasama (partnership) dengan DUDI. Sebagai contoh, kolaborasi PNL dengan mitra kerja seperti PT Perta Arun Gas (PAG), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pertamina Hulu Energi NSB & NSO (PHE) dan PLN telah memperkuat positioning PNL dalam menghasilkan SDM yang kompeten yang sesuai dengan kompetensi dan daya saing pasar. Pola kemitraaan yang sudah dijalankan dengan perusahaan BUMN tersebut diantaranya Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB), Recruitment Alumni PNL, OJT/PKL, Kuliah Tamu/Kuliah Umum, Penyesuaian Kurikulum Berbasis Industri, Peningkatan Kualitas SDM melalui Pelatihan dan Sertifikasi, Menjadi Pemateri/Narasumber di berbagai kegiatan PNL, Hibah Peralatan serta menggunakan jasa Career Development Center (CDC) PNL untuk recruitment calon tenaga kerja dan lain-lain.
“DUDI merupakan laboratorium dan workshop tempat mahasiswa PNL melakukan magang, OJT, PKL atau belajar di industri secara real. Sedangkan benefit bagi pihak DUDI adalah mendapatkan tenaga kerja yang telah terlatih dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya. Sehingga bagi pihak industri akan tercapainya visi dan misi yang sesuai dengan target,” terang Rizal Syahyadi.
Rizal Syahyadi menambahkan, saat ini beberapa Prodi di PNL telah menjalankan kurikulum dual system 3:2:1 atau kurikulum berbasis industri dengan komposisi kurikulum selama tiga semester proses pembelajaran dilaksanakan di PNL, dua semester di Industri, dan satu semester menyelesaikan Tugas Akhir.
“Tahun 2007 PNL berkolaborasi dengan PT Arun untuk melahirkan Program Studi Diploma III Pengolahan Migas di PNL dengan kurikulum berbasis industri Migas. Mahasiswa Migas kuliah penuh selama 2 semester di PT Arun, yaitu mahasiswa semester III dan V, dan semester VI dilakukan bimbingan tugas akhir secara bersama dan diuji secara bersama-sama, sehingga kualitas lulusan Prodi Migas benar-benar memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan Industri Migas. Selain mendapatkan ijazah dan transkrip Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris serta Sertifikat Komptensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PNL, lulusan Prodi Migas juga memiliki pengalaman industri Migas selama 1 tahun.
Lebih lanjut, Rizal Syahyadi mengatakan setelah PT Arun selesai berakhir beroperasi pada oktober 2015, pola kemitraan dan kerjasama yang sudah dijalankan dengan PT Arun dilanjutkan dan diterapkan oleh PT Perta Arun Gas (PAG) sampai saat ini. Dan kurikulum yang diterapkan di Prodi Migas telah diadopsi untuk menjadi kurikulum pendidikan tinggi vokasi di tingkat nasional.
“Setiap tahun sebanyak 48 mahasiswa Migas dari Semester III dan V melakukan kuliah industri secara penuh di PAG, dan alhamdulilah banyak alumni Migas PNL dari hasil kemitraan dengan PT Arun dan PAG yang sudah mengisi posisi professional dan posisi strategis di perusahaan migas baik skala nasional maupun internasional. Ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa dari PAG untuk menghasilkan SDM Migas di Aceh” terangnya.
“Kenapa magang atau kuliah industri mahasiswa PNL di PAG itu penting, dari hasil diskusi dengan manajemen PAG ternyata program magang adalah satu-satunya langkah menuju dunia kerja yang sesungguhnya, mahasiswa dapat mengenal ketidaksesuaian antara teori dan praktek, mahasiswa akan bertemu para professional yang ahli di bidangnya, sebagai ajang pembuktian diri bahwa mahasiswa tersebut memiliki kualitas, dan gerbang menuju hidup mandiri,” ungkap lulusan University of Malaya ini.
Rizal Syahyadi menyebutkan bahwa implementasi kemitraan PNL dan PIM saat ini sudah sangat baik, diantaranya setiap tahun sebanyak 75 mahasiswa PNL melakasanakan magang di di PIM. PIM juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa PNL untuk melakukan riset, baik pengembangan riset maupun riset baru yang akan dilakukan. Untuk tahun 2019 sebanyak 143 mahasiswa PNL melakukan riset di PIM. Begitu juga dengan PKL atau OJT, PIM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan praktek langsung di lapangan dengan peralatan yang real serta melakukan studi kasus di peralatan perusahaan untuk pengembangan studi mahasiswa.
“Mahasiswa wajib memiliki sertifikat kompetensi untuk meningkatkan employability. Saat ini PIM telah mengeluarkan sertifikat perusahaan kepada 235 mahasiswa PNL dan sertifikat kompetensi BNSP kepada 75 mahasiswa,” papar Rizal Syahyadi.
Sementara itu, Rizal Syahyadi menambahkan bahwa pola kemitraan PNL dengan PHE selama ini juga berjalan dengan sangat baik terutama untuk Kuliah Industri selama 2 semester untuk Mahasiswa Program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri. Begitu juga dengan Program Sarjana (Fresh Graduate) Magang di PHE untuk mendapatkan pengalaman bekerja di PHE dengan batasan waktu tertentu. Program ini berjalan untuk jangka waktu 6 bulan dan dapat diperpanjang untuk 6 bulan selanjutnya. PHE juga memberikan kesempatan untuk PKL/OJT mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa yang masih menempuh pendidikan dalam menimba pengalaman sebelum memasuki dunia kerja. Disamping itu PHE juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa PNL untuk program penelitian tugas akhir untuk jangka waktu 2 bulan, dan bila dibutuhkan dapat diperpanjang selama 1 bulan lagi sesuai dengan bisnis proses PHE seperti : production operations, maintenance, subsurface, facilities engineering, HSE, supply chain management dan information technology.
“Banyak program pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM pemuda di lingkungan kerja PHE yang sudah bekerjasama dengan PNL, begitu juga dengan hibah peralatan. Ini merupakan bentuk partisipasi dan peran PHE untuk mendukung pendidikan vokasi di Aceh,” jelas Rizal Syahyadi.
Rizal Syahyadi mengungkapkan bawah saat ini PNL ditunjuk oleh PLN UP3 Lhokseumawe sebagai konsultan pendamping untuk 215 UMKM binaan Rumah Kreatif BUMN PLN UP3 Lhokseumawe. PNL memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menjalankan program pengabdian kepada masyarakat.
“Pelaku UMKM membutuhkan pendampingan, sentuhan teknologi, inovasi produk dan packaging. Disamping itu pelaku UMKM juga butuh pelatihan pemasaran digital (e-commerce), sertifikasi produk, sertifikasi halal, dan siap go digital untuk mampu bersaing dengan UMKM lainnya,” terang Rizal Syahyadi.
Disamping itu, menurut Rizal Syahyadi mahasiswa PNL juga diberi kesempatan magang/PKL di PLN melalui Program PMMB dan Direct Internship. Setiap tahun minimal 40 mahasiswa PNL diterima magang di PLN UP3 Lhokseumawe, belum termasuk PLN UP3 yang lain dan di PLN Wilayah Aceh.
Diakhir pertemuan dengan media, Direktur PNL menyampaikan bahwa manfaat magang bagi kampus diantaranya, terjalinnya kerjasama/hubungan baik antara PNL dengan perusahaan tempat mahasiswa magang, PNL dapat meningkatkan kualitas lululusannya melalui pengalaman kerja magang, dan PNL akan lebih dikenal oleh industri. Sementara manfaat bagi perusahaan, perusahaan mendapat bantuan tenaga kerja dari mahasiswa yang melakukan praktek, adanya kerjasama/hubungan baik antara PNL dengan perusahaan sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademisi dan dunia pendidikan serta adanya orang yang mengaudit perusahaan tanpa mengeluarkan biaya dengan adanya laporan-laporan magang yang diberikan kepada perusahaan. {}