MERDEKABICARA.COM | Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah akan segera memiliki peralatan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sendiri guna pemeriksaan sampel Swab. Keberadaan alat PCR Swab tersebut dirasakan sangat mendesak, mengingat saat ini Laboratorium Balitbangkes Aceh yang menjadi rujukan pemeriksaan sampel Swab kabupaten/kota di seluruh Aceh telah ditutup sementara waktu karena alasan teknis.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar, dalam konferensi pers bersama wartawan, Sabtu 5 September 2020 di Kantin Batas Kota, Takengon.
“Saat ini kita sangat membutuhkan alat PCR agar hasil pemeriksaan sampel Swab bisa diketahui lebih cepat, sehingga dapat kita lakukan tindakan antisipatif dengan cepat, kebetulan kita menerima bantuan dari Pemerintah Aceh i sebesar 10 milyar rupiah, dana ini kita manfaatkan khusus untuk penanganan Covid-19, dan salah satu prioritasnya adalah untuk pengadaan alat RT-PCR, karena ini sifatnya sangat urgen dan mendesak” ujar Shabela, Sabtu (5/9/2020).
Menurut Shabela, pengadaan alat PCR Swab di kabupaten Aceh Tengah sudah sangat mendesak, sementara kasus konfirmasi di tingkat provinsi terus mengalami peningkatan, sehingga tidak efektif lagi mengandalkan pemeriksaan di provinsi, karena hasilnya akan lebih lama diketahui.
“Saat ini untuk pemeriksaan sampel Swab di laboratorium provinsi tidak efektif lagi, bahkan sekarang harus dikirim ke Jakarta, untuk itu saya sudah perintahkan untuk segera membeli perangkat pemeriksaan Swab ini, agar hasil test keluar dengan cepat, dan kita bisa memngabil langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran Covid lebih luas” jelasnya.
Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Aceh Tengah, dr. Yunasri yang turut mendampingi Bupati menambahkan, saat ini alat tersebut sedang dalam pemesanan. Alat tersebut nantinya akan ditempatkan di ruangan Anyelir RSUD Datu Beru Takengon, dan sekarang ruangan itu sedang dibenahi untuk persipan penempatan alat tersebut.
“Proses pengadaannya sudah selesai, target kita minggu depan, alat tersebut sudah terpasang dan langsung bisa digunakan, vendor (perusahaan penyedia alat) juga akan menyiapkan pelatihan bagi sumber daya manusia kita yang nantinya akan mengoperasikan lat tersebut” terang Yunasri.
Lebih lanjut Yunasri menjelaskan, alat RT-PCR ini dibeli dengan anggaran sebesar 2,485 milyar rupiah. Menurutnya dengan memiliki alat pemeriksaan sampel Swab sendiri, tentu hasil pemeriksaan akan bisa diketahui lebih cepat, dengan demikian penanganan Covid di daerah ini bisa dilakukan dengan cepat dan tepat, sehingga penyebarannya dapat diminimalisir.
“Dengan adanya alat ini, hasil tracking kita akan semakin cepat, dengan demikian penanganan Covid-19 di Aceh Tengah akan semakin terkontrol, dan penyebaran Covid bisa diminimalisir” pungkasnya. {}