• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, Mei 17, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Google News
Merdeka Bicara
Telegram
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
No Result
View All Result
Merdeka Bicara
No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam
Home Sosmas

Ini Pesan Shabela pada Musda II Majelis Adat Gayo

9 Juli 2020
Reading Time: 2 mins read
A A

MERDEKABICARA.COM | ACEH TENGAH – Majelis Adat Gayo (MAG) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) II di Takengon. Musda Kedua Majlis Adat Gayo ini dibuka oleh Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, bertempat di Operation Room Setdakab. Aceh Tengah.

Pada Musda tersebut untuk memilih kepengurusan periode 2020-2024 dan pertanggung jawaban pengurus periode 2016-2020 yang akan berakhir bulan Agustus 2020 ini, hari ini, Kamis (9/7/2020).

Dalam kesempatannya, Shabela meminta Majelis Adat Gayo untuk menginventarisir berbagai jenis pelaksanaan adat istiadat dan budaya yang ada di kampung, kemukiman dan kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tengah. Menurut Shabela, ini sangat penting untuk menjaga kelestarian adat istiadat dan budaya Gayo yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda di Dataran Tinggi Gayo ini.

“Para leluhur kita sudah mewariskan adat istiadat yang bernilai luhur, namun saat ini upaya kita belum optimal untuk menggali, mengkaji, mengembangkan dan melestarikannya, saya berharap Majelis Adat Gayo dapat menginventarisir semua jenis adat dan budaya Gayo yang biasa dilaksanakan baik di tingkat kampung, kemukiman, kecamatan sampai kabupaten, ini sangat penting supaya kita bisa menjafg kelestarian adat dan budaya leluhur kita” ungkap Shabela.

Shabel juga menyinggung bahwa pada saat ini tidak banyak lagi warga Gayo yang mampu berbicara dengan baik dan benar menggunakan kosa kata dan kususateraan gayo seperti  petatah petitih, pantun, tamsil, melengkan, peri mestike, sebuku dan lain-lain.

Ritual adat Gayo yang sekarang ini sudah jarang diselenggarakan adalah berbagai jenis upacara yang pernah dilakukan orang tua kita dahulu, baik sinte murip (upacara pernikahan, khitanan, akiqah anak dan sebagaianya), sinte mate (upacara kematian), tulak bele (tolak bala), nik ni reje (peresmian pengangkatan pemimpin secara adat), munirin reje (memandikan/mensucikan para pemimpin dari kesalahan dan kekhilafan secara adat), petawaren (acara tepung tawar/pesejuk/bunga rampai acara adat), resam berume (adat bersawah), turun ku lut ( acara turun ke laut bagi nelayan) dan acara adat lainnya.

Untuk itu Shabela meminta jajaran Majelis Adat Gayo untuk menyusun kerangka regulasi yang terkait dengan tatanan peri kehidupan adat seperti yang telah diterapkan oleh  masyarakat Gayo pada zaman dahulu.

“Pelaksanaan acara adat Gayo semakin lama semakin berkurang frekuensinya, banyak generasi muda kita bahkan yang sudah tua sekalipun yang tidak mengetahui prosesi adat Gayo ini, ini harus menjadi perhatian kita bersama, terutama jajaran Majelis Adat Gayo karena orang Gayo itu muedet (beradat), muatur (hidup dalam tatanan), muinget (mengingat petuah leluhur)  urum muresam (memiliki tradisi sendiri)” sambung Shabela.

Bupati Shabela juga meminta kepada Majlis Adat Gayo agar mempelopori dan mefasilitasi kebiasaan berbicara menggunakan bahasa Gayo dan mengenakan pakaian khas kerawang Gayog setiap hari Kamis.

“Dilingkungan pemerintahan dan lembaga lainnya di Aceh Tengah, sudah lama kita terapkan wajib memakai pakaian kerawang Gayo setiap hari Kamis, kita juga sudah mulai membudayakan penggunaan bahasa Gayo dalam komunikasi sehari-hari sekurangnya satu hari dalam seminggu, Saya sangat berharap Majlis Adat Gayo bisa menjadi pelopor dan fasilitator agar pakaian adat dan bahasa Gayo ini ini membudaya kembali ditengah masyarakat” pungkas Shabela.

Usai Musyawarah Daerah II Majlis Adat Gayo juga turut disampaikan pertanggung jawaban pengurus MAG periode 2016-2020 dan proses pemilihan pengurus baru untuk periode 2020-2024. {}

Tags: Aceh TengahAdat GayoGaya Hidup
SendShareTweet
Next Post

Polisi Bantah Bebaskan Anak Wakil Wali Kota

Rekomendasi

Ilustrasi

Cadangan di Daerah Atasi Rentan Rawan Pangan

6 tahun ago

Cegah Penyebaran Corona, Walikota: ASN dan Warga Jadi Pelopornya

5 tahun ago

Trending

  • PT Pupuk Iskandar Muda Menjelaskan Terkait Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) Tahun 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmikan 32 Puskesmas di Aceh Utara Menjadi BLUD, Ini Pesan Ayahwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Penggelapan Bea Lelang FIF Lhokseumawe

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina Patra Niaga Sosialisasikan Program Rekrutmen bagi Lulusan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ayah Wa Soroti Kinerja Pasif KADIN Aceh Utara dan Minta Lebih Proaktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor.
SUBSCRIBE

Rubrik

Network

  • Acehlive
  • Geovice.net
  • Geovice.id

About Us

Informasi publik harus bebas dan independen. Kami menghadirkan informasi tersebut ke dalam genggaman Anda.

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In