MERDEKABICARA.COM | AL-QUDS – Otoritas Rusia menyeru kepada Israel untuk membatalkan keputusan memasukkan suatu wilayah tertentu ke dalam unit politik yang sudah ada, seperti negara, negara bagian atau kota (aneksasi), wilayah Palestina di Tepi Barat terjajah kedalam kendalinya.
Canel “Can” resmi Israel mengutip pernyataan kedutaan besar Rusia di Tel Aviv, “Rencana aneksasi memicu kekhawatiran di Moskow.”
Deputy 1 sekjen di kedutaan besar Rusia, Michael Garginia mengatakan, “Moskow telah menjelaskan kepada para pejabat Israel dalam sejumlah pertemuan dan komunikasi dua pihak, bahwa aneksasi akan menyebabkan wilayah Tepi Barat terisolasi.”
Garginia mneyebutkan, komunikasi regional merupakan salah satu syarat untuk mendirikan Negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967.
Pemerintah penjajah Israel berencana mulai menganeksasi wilayah Lembah Jordan dan permukiman di Tepi Barat pada awal Juli mendatang. Merespon langkah Israel ini, kepala otoritas Palestina Mahmud Abbas menyatakan untuk mengakhiri semua kesepakatan dan perundingan dengan pemerintah Amerika dan Israel.
Terkait Deal of Century, diplomat Rusia menegaskan bahwa Tel Aviv tidak bisa menghapus keputusan PBB yang telah menetapkan proposal internasional untuk proses perdamaian.
Pada 28 Januari lalu, Presiden Amerika Donald Trump dalam konferensi persnya di Washington, mendeklarasikan Deal of Century, yang dihadiri PM Israel Benyamin Netanyahu.
Proposal Trump mendapat penolakan otoritas Palestina dan semua faksi perlawanan, antara lain mendirikan Negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan, serta menetapkan kota Al-Quds sebagai ibukota Israel yang tidak bisa dibagi.
Menurut proposal Trump, Israel harus mempertahankan kendali Lembah Jordan, dan semua perbatasan timur wilayah Tepi Barat terjajah.
Sumber : palinfo