MERDEKABICARA.COM | BENER MERIAH – Akibat mewabahnya virus Carona yang melanda dunia, harga kopi gayo mengalami penurunan. Dengan turunnya harga kopi gayo selama pandemic Covid-19, sejumlah Petani dan Pengepul (Toke) kopi di Kabupaten Bener Meriah, mendatangi Bupati Bener Meriah di ruang kerjanya, Senin kemarin.
Kedatangan para petani dan toke kopi ke Pendopo Bupati hanya untuk menyampaikan keluhan terkait harga kopi yang terus melemah di tegah wabah pendemi covid-19. Dimana harga kopi gelondong ( kopi merah ) ditingkat petani harganya cuma kisaran 6000-6500 perbambu.
Salah seorang perwakilannya, Suyanto usai bertemu dengan Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi melalui rilisnya mengatakan, keinginan petani agar pemerintah hadir dan mampu meningkatkan kembali harga kopi Gayo.
Lebih lanjut dirinya juga mengatakan , sistem resi gudang yang ditawarkan pemerintah, dianggap tidak efektif lantaran kebiasaan petani kopi di Bener Meriah menjual kopi dalam bentuk gelondong. Belum lagi dengan sejumlah syarat yang ditetapkan seperti mengharuskan membentuk kelompok tani.
“Resi gudang di kabupaten Bener Meriah sampai hari ini masih belum berjalan sedangkan masa panen kopi hanya sampai bulan Mei belum lagi kebiasaan petani yang umumnya masih menjual kopi gelondong. Di tambah lagi masyarakat masih belum paham dengan sistem resi gudang ini dan adanya persyaratan – persyaratan yang harus di lengkapi. Ungkap ketua umum HMI ini.
“Kita juga menyaksikan bersama saat diskusi berlangsung tadi Bupati perintahkan perwakilan Dinas Perdagangan mengecek harga kopi ke Medan” terang Anto
Tambahnya dalam pertemuan tadi kita juga pertanyaan terkait pemberitaan di beberapa media, semakin meningkatnya kebutuhan kopi di Eropa maupun Amerika sedangkan harga kopi dibeli tingkat petani semakin anjlok. Dan bupati juga meminta kepada dinas perdagangan kalau bisa secepatnya turun ke Medan untuk memastikan apakah ada permainan.
Kita berharap agar pemerintah daerah segera memberikan solusi. Ini penting direspon katanya, mengingat panen raya kopi arabika Gayo berada di April-Mei. Terlebih sebut Suyanto, kebutuhan petani semakin mendesak dengan dihadapkannya bulan Ramadhan dan kebutuhan Idul Fitri. {}