MERDEKABICARA.COM | ANKARA – Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan Turki tidak akan pernah mengakui dan menerima rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Rencana ini bertujuan menganeksasi wilayah Palestina yang diduduki,” kata Erdogan dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di ibu kota Ankara, Jumat.
Erdogan menekankan bahwa Yerusalem adalah garis merah untuk Turki dan kunci bagi perdamaian dunia seperti yang telah terjadi selama ribuan tahun.
Pada Selasa, Trump mengumumkan rencananya untuk mengakhiri pertikaian Israel-Palestina bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, tanpa kehadiran perwakilan Palestina.
Selama acara tersebut, Trump menyebut Yerusalem sebagai “ibu kota Israel yang tidak terbagi”.
Rencana perdamaian secara sepihak membatalkan resolusi-resolusi PBB sebelumnya tentang masalah Palestina dan mengabulkan hampir semua tuntutan Israel.
Erdogan menekankan bahwa “negara jahat” Israel, yang mengeksekusi orang tak berdosa di jalanan, tidak akan pernah bisa dipercaya oleh Turki.
“Meninggalkan Yerusalem sepenuhnya dalam cengkeraman berdarah Israel akan menjadi kejahatan terbesar bagi seluruh umat manusia,” tambah dia.
– Gempa bumi di Turki timur
Dalam kesempatan tiu, presiden juga berbicara tentang perkembangan terakhir penanggulangan gempa berkekuatan M 6,8 yang terjadi pada 24 Januari.
Erdogan mengatakan tujuh dari orang yang terluka akibat gempa di Provinsi Elazig masih dalam perawatan intensif dan bebas dari kritis.
“Turki telah melakukan respons bencana paling cepat dan efektif dalam sejarah [negara] setelah gempa bumi ini,” tambah dia.
Erdogan menekankan bahwa sumbangan untuk para korban gempa bumi dialokasikan untuk orang yang membutuhkan dan negara menghabiskan sejumlah besar uang dari anggaran nasional.
Sumber: aa