MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA – Sekolah Menengah Atas Negeri 1, Kecamatan Tabah Jamboe Aye, Kabuapen Aceh Utara melaksanakan Kegiatan Sosialisasi dan Whorkshop Inklusif. Dalam kegiatan itu, peserta di berikan edukasi inklusif kepada para tenaga pendidik di Kabupaten Setempat.
Kegiatan yang di materi oleh tutor dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) membahas terkait kesiapan bagi para pengajaran untuk menyetarakan antara siwa-siswi penyandan stabilitas dan siswa lain secara umum. Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana dilaksanakan di Aceh.
Acara yang di buka langsung oleh Supria Riadi S.Pd, Kasubag Tata Usaha Cabang Dinas Pendidikan Aceh, Wilayah Aceh Utara, dan di ikuti oleh 42 peserta, terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, yang ada wilayah Kabupaten Aceh Utara. Muhammad Arif Taboer, dari Universitas Negeri Jakarta, yang merupakan Pemateri tunggal dalam Whorkshop tersebut, Selas (22/10), kepada media mengatakan, pendidikan inklusif bertujuan untuk menciptakan pemerataan di dunia pendidikan secara nasional, khususnya pada siswa penyandang disabilitas.
“Untuk kedepan ini, pemerintah pusat sudah mencanangkan pendidikan secara inklusif di tanah air, artinya penyandang Stabilitas bebas mendatar menjadi siswa di sekolah manapun, tidak mesti harus di sekolah luar biasa saja” ujar Muhammad Arif.
Hal ini merupakan satu tuntutan dari pada penyandan sabilitas, yang mana mereka merasakan bahwa selama ini dunia pendidikan di negara masih terpisah atau terkotak-kotak, padahal kemampuan dan prestasi mereka setara dengan anak didik lainnya yang menimba ilmu di sekolah-sekolah umum, dari itu pemerintah di harap pada skeholder pendidikan untuk menciptakan pemerataan.
Sebagai mana kita ketahui saat ini di tanah air memiliki bermacam ragam katagori dan tipe sekolah, namun kedepan perbedaan itu akan di setarakan, dan para pembimbingpun juga di harapkan agar dapat mengajar secara inklusif. Saat ini, tenaga didik sudah sudah menerapkan metode pendidikan yang sangat baik, tetapi masih ada kesan terkotak-kotak, salah satunya bisa dilihat di sekolah unggul dan sekolah tertinggal.
“Perbedaan itu seperti memisahkan berkelompok siswa jenius dan non jenius. Nah ini merupakan persoalan dan tugas berat bagi tenaga pendidik supaya dapat menyetarakan mereka” kata Muhammad Arif.
Hal inilah yang harus dibahas dan dipahami, karena merupakan salah satu indikator dalam meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air, khususnya di Aceh, yaitu menyetarakan peserta didik. Sementara itu, Kepala SMAN 1 Tanah Jamboe Aye, Mawardi M.Pd, mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada Kemendikbud RI yang telah memilih sekolahnya sebagai penyelenggara Sosialisasi dan Whorkshop Inklusif ini.
Menurutnya, kegiatan ini dapat memberikan motivasi baru untuk tenaga didik di Kabupaten Aceh Utara. Diharapkan, para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di sekolah masing-masing.
“Workshop atau pembekalan bagi tenaga didik serupa tidak hanya dilaksanakan kali ini saja. Namun, menjadi program rutinitas tahunan guna meningkatkan mutu pendidikan melalui tenaga didik,” demikian Mawardi. (HS).