MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berencana menyiapkan modul untuk pendidikan reproduksi. Modul tersebut nantinya akan diberikan ke sekolah-sekolah agar bisa dijadikan bahan pendidikan reproduksi kepada peserta didik.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan rencana ini akan segera dibicarakan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) agar bisa diterapkan. Saat ini, pihaknya tengah menyiapkan materi yang nantinya akan dibicarakan dengan Kemendikbud.
“Tentu saya harus menyusun materi yang baik dulu. Dalam waktu dekat kami juga harus komunikasikan dengan Kementerian Pendidikan,” kata Hasto pada Media, Senin (22/7).
Ia juga menegaskan, pendidikan reproduksi ini bukan pendidikan seks. Hal yang diberikan rencananya adalah seputar pengetahuan tentang kesehatan alat reproduksi manusia.
Hasto mengatakan, isi dari modul tersebut akan banyak terkait soal risiko yang akan terjadi apabila melakukan perkawinan dini. Diharapkan, dengan demikian generasi muda bisa memahami alat reproduksi mereka sendiri dan memahami bahaya yang akan terjadi apabila melakukan seks bebas.
Selain itu, akan dijelaskan juga soal hal-hal yang terjadi seputar masa pubertas seperti perubahan hormon. Pada intinya, semua hal yang berkaitan dengan kesehatan alat reproduksi serta dampak-dampaknya terhadap tubuh.
Hasto mengatakan, ia pernah membuat modul serupa saat menjabat sebagai bupati Kulon Progo. Oleh sebab itu, ia ingin menerapkan hal yang sama agar seluruh generasi muda di Indonesia bisa lebih memahami tentang kesehatan reproduksi.
Ia melanjutkan, pendidikan kesehatan reproduksi penting untuk anak usia muda hingga menjelang dewasa. Namun, porsinya akan disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing.
“Pendidikan kespro (kesehatan reproduksi) sebetulnya masing-masing jenjang ada materinya, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri,” kata Hasto menambahkan.
Sumber : Republika.co.id