MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Indonesia saat ini memiliki 128 cekungan migas atau basin dan baru sebanyak 54 cekungan yang telah dieksplorasi dan dieksploitasi. Artinya, masih ada sebanyak 74 cekungan migas yang belum disentuh sama sekali.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Dwi Soetjipto, di acara seminar energi yang digelar Ikatan Alumni Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung di Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.
Ia melanjutkan, dari 54 cekungan yang telah dieksplorasi itu, Indonesia saat ini memiliki cadangan sebanyak 3,2 miliar barel minyak.
“Kalau ada giant discovery (penemuan cadangan migas raksasa) diharapkan cadangan bisa meningkat,” kata Dwi.
Menurut Dwi, energi minyak di Indonesia masih berperan besar hingga 2050 karena konsumsi yang diproyeksikan terus meningkat. Dia menyebutkan, gap atau selisih antara produksi dan kebutuhan menunjukkan ekonomi tumbuh, tentu saja menjadi tantangan tersendiri.
“Hulu migas Indonesia bagian barat pada posisi yang mature. Di timur adanya potensi untuk new discovery ke depannya. Diperlukan pula supporting dan faktor-faktor yang kita harapkan mendukung,” ungkap dia.
Menurut Dwi, pemerintah pun terus berupaya memperbaiki iklim investasi untuk meningkatkan peluang pengembangan hulu migas Indonesia. Berbagai langkah yang dilakukan SKK Migas untuk memperbaiki iklim investasi, antara lain, penyederhanaan perizinan dan peningkatan kegiatan eksplorasi melalui roadshow ke calon investor.
“Selain itu, going east in deep water, kami juga ingin memastikan ketersediaan migas, diharapkan berbagai teknologi yang berkembang dapat membantu untuk mencegah risiko bisnis di oil and gas upstream,” katanya.
Sumber : Viva.co.id