• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, Mei 17, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Google News
Merdeka Bicara
Telegram
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
  • Beranda
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Islam
    • Sport
    • Pariwisata
    • Lingkungan
No Result
View All Result
Merdeka Bicara
No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam
Home Opini

Selesai Bertanding, Mari Bersanding: Membangun Harmoni Pasca-Pilkada

30 November 2024
Reading Time: 3 mins read
A A

MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – alam kancah demokrasi, filosofi “Selesai Bertanding, Mari Bersanding” bukan sekadar rangkaian kata, melainkan seruan bijak yang mengingatkan kita pada makna luhur dari sebuah kontestasi. Pilkada sejatinya adalah panggung untuk memilih pemimpin, bukan ladang yang menyemai benih perpecahan. Ir. Muhammad Hatta menggarisbawahi pentingnya membangun kebersamaan setelah hiruk-pikuk politik berlalu.

Setiap kontestan adalah pejuang dalam perjalanan panjang menuju masa depan yang lebih gemilang. Kemenangan sejati tidak hanya tercermin dari siapa yang meraih suara terbanyak, melainkan dari kemampuan seluruh pihak untuk merajut kembali tenun kebersamaan pasca-pesta demokrasi. Yang menang mengemban amanah rakyat, sementara yang belum berkesempatan tetap menjadi pilar penopang cita-cita bersama.

Mari kita hapus sekat-sekat perbedaan dan luruhkan sisa ego yang mungkin masih bersemayam. Demokrasi membutuhkan jiwa-jiwa besar yang mampu menempatkan kepentingan rakyat di atas ambisi pribadi. Ketika pertandingan usai, saatnya bersanding, bersama membangun daerah dalam harmoni. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran kolektif, setiap langkah kecil yang di tempuh bersama adalah perjalanan menuju kejayaan yang abadi.

“DUIT” dalam Konteks Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah

Dalam dinamika pilkada, filosofi DUIT (Doa, Usaha, Ikhlas, dan Tawakkal) menjadi fondasi moral dan spiritual yang penting. Bukan hanya bagi para calon pemimpin, tetapi juga bagi seluruh elemen masyarakat yang berpartisipasi dalam proses demokrasi.

1. Doa: Fondasi Spiritual dalam Kontestasi Politik
Doa bukan sekadar ritual personal, melainkan refleksi ketergantungan manusia kepada Sang Khalik. Seorang calon pemimpin yang memulai perjuangan dengan doa menunjukkan kesadaran bahwa kemenangan adalah amanah besar yang memerlukan bimbingan ilahi. Bagi masyarakat, doa adalah harapan agar proses demokrasi berjalan jujur, adil, dan melahirkan pemimpin yang amanah.

2. Usaha: Mengubah Visi menjadi Aksi Nyata

Dalam kontestasi politik, usaha mencerminkan kerja keras yang tulus dan konsisten. Ini berarti memperjuangkan gagasan dengan integritas, mendekati masyarakat dengan ketulusan, dan menawarkan solusi nyata. Usaha ini menjadi bukti bahwa seorang calon benar-benar berkomitmen pada kepentingan rakyat, bukan sekadar mengejar kekuasaan.

3. Ikhlas: Jiwa Besar dalam Menerima Hasil
Ikhlas adalah inti dari demokrasi yang sehat. Seorang pemimpin yang ikhlas tidak memandang pilkada sebagai medan perang pribadi, melainkan sebagai panggilan untuk melayani masyarakat. Keikhlasan ini tercermin dalam kesiapan menerima hasil, baik kemenangan maupun kekalahan, dengan lapang dada. Bagi yang belum terpilih, ikhlas berarti tetap mendukung pemimpin yang terpilih dan berkontribusi demi kemajuan bersama.

4. Tawakkal: Menyerahkan Hasil kepada Yang Maha Kuasa

Tawakkal adalah puncak dari segala upaya, mengajarkan kita untuk menerima hasil dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu berada dalam ketentuan-Nya. Tawakkal mencegah euforia berlebihan saat menang dan meneduhkan hati saat kalah. Ini adalah wujud kesadaran bahwa demokrasi adalah perjalanan panjang, bukan tujuan akhir.

“DUIT”: Landasan Moral untuk Pemimpin dan Rakyat*

Dalam pilkada, “DUIT” bukan sekadar filosofi bagi calon, tetapi juga pedoman bagi masyarakat. Rakyat yang berpartisipasi dalam pemilihan harus berdoa untuk pemimpin yang amanah, berusaha memilih dengan bijaksana, ikhlas menerima hasil, dan bertawakkal bahwa proses ini akan membawa kebaikan. Dengan prinsip ini, pilkada menjadi sarana untuk melahirkan pemimpin yang berintegritas dan berorientasi pada kemaslahatan rakyat.

Kepemimpinan adalah Amanah, Bukan Sekadar Kemenangan

Kepemimpinan adalah amanah suci yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Amanah ini bukan sekadar kontrak politik, melainkan janji moral antara pemimpin dan rakyat. Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil harus mencerminkan kepentingan bersama.

Bagi calon yang belum terpilih, mendukung pemimpin terpilih bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kedewasaan berdemokrasi. Kolaborasi antara pemimpin dan masyarakat sangat penting untuk mencapai cita-cita bersama. Demokrasi sejati membutuhkan sinergi, bukan perpecahan.

“Selesai Bertanding, Mari Bersanding” adalah refleksi dari nilai luhur demokrasi yang berakar pada kebersamaan, pengabdian, dan keadilan. Dengan menjadikan “DUIT” sebagai landasan moral dan memegang teguh amanah, kita akan melahirkan pemimpin yang bukan hanya berkuasa, tetapi mampu menjadi mercusuar harapan, menerangi jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat.

 

Penulis; Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CMPS

Masyarakat dari Lhoksukon – Aceh Utara

Tags: Ir. Muhammad Hatta SST. MT. CPS. CPPS
SendShareTweet
Next Post

Buka Pelatihan di UPT-IKM Alue Bili, Dekranasda Aceh Utara Dorong Produksi Batik Lokal

Rekomendasi

Hasil Balitbangkes Aceh, Satu Warga Bener Meriah Positif Covid-19

5 tahun ago
Kader PBB Aceh Utara Tgk Abdul Manan HS

PDIP Usulkan Parliamentary Threshold, Kader PBB di Aceh Menentang

5 tahun ago

Trending

  • PT Pupuk Iskandar Muda Menjelaskan Terkait Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) Tahun 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmikan 32 Puskesmas di Aceh Utara Menjadi BLUD, Ini Pesan Ayahwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Penggelapan Bea Lelang FIF Lhokseumawe

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina Patra Niaga Sosialisasikan Program Rekrutmen bagi Lulusan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ayah Wa Soroti Kinerja Pasif KADIN Aceh Utara dan Minta Lebih Proaktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor.
SUBSCRIBE

Rubrik

Network

  • Acehlive
  • Geovice.net
  • Geovice.id

About Us

Informasi publik harus bebas dan independen. Kami menghadirkan informasi tersebut ke dalam genggaman Anda.

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

No Result
View All Result
  • Home
  • Sosmas
  • Nasional
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Peristiwa
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Islam

© 2024 merdekabicara.com - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In