MERDEKABICARA.COM | SWISS – Pernyataan para pemimpin politik soal penggunaan masker memunculkan sejumlah kontroversi dibeberapa negara, oleh sebab itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pedoman penggunaan masker.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada konferensi pers virtual bahwa dia ingin berbicara tentang siapa yang harus memakai masker, bahan apa yang harus digunakan, dan kapan harus dipakai.
“Saya ingin memperjelas bahwa pedoman yang kami terbitkan hari ini adalah pembaruan dari apa yang telah kami katakan selama berbulan-bulan, Masker hanya boleh digunakan sebagai bagian dari strategi komprehensif dalam perang melawan Covid-19,” kata Tedros .
WHO menyarankan bahwa pemerintah harus mendorong masyarakat umum untuk mengenakan masker ketika ada penyebaran yang meluas dan jarak fisik sulit diterapkan, seperti pada transportasi umum, toko-toko atau lingkungan terbatas dan ramai lainnya.
Berdasarkan penelitian akademis baru, Tedros mengatakan WHO menyarankan masyarakat untuk memakai masker yang terdiri dari setidaknya tiga lapisan bahan yang berbeda jika memakai varian kain, sebagaimana diuraikan dalam pedoman,.
Dia juga memperingatkan bahwa masker saja tidak akan melindungi manusia dari Covid-19 dan WHO terus merekomendasikan bahwa orang yang sakit dengan gejala virus harus tetap di rumah dan harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka.
WHO ditanya tentang pedoman bagi para pemimpin politik di AS, di mana terlihat beberapa pemimpin kunci di Gedung Putih tidak memakai masker pada konferensi pers Jumat.
Presiden Donald Trump juga secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya mengenakan masker di depan wartawan.
“Pedoman ini diberikan sebagai pedoman bagi negara-negara anggota kami dan harus ditafsirkan dan disesuaikan oleh otoritas nasional,” kata direktur eksekutif WHO untuk keadaan darurat kesehatan, Dr. Mike Ryan.
Dia mengatakan bahwa WHO tidak memiliki saran khusus untuk pengelompokan khusus di tingkat negara selain bahaya pekerjaan tertentu atau area lain seperti perawatan kesehatan yang menghadapi risiko lebih besar.
Sumber: aa