MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyebutkan satelit multifungsi Satelit Republik Indonesia atau Satria akan diluncurkan ke slot orbit pada tahun 2022. Menurutnya, kini tahapan satelit itu sudah mulai dibangun yang dikerjakan sejak akhir 2019 lalu.
Menteri Johnny menjelaskan, kegunaan Satria untuk membantu pemerataan akses jaringan komunikasi dan internet broadband di seluruh Nusantara. Saat ini masih ada 150.000 titik yang tidak dapat akses internet cepat.
Menurutnya jaringan internet cepat sekarang ini masih menggunakan serat optik namun serat optik tidak tenjangkau ke titik tersebut.
“Satria ini diproyeksikan akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik,” kata Menteri Johnny saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI di di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (05/02/2020).
Menteri Kominfo menjelaskan, Satria ini dibangun oleh PT. Satelit Nusantara 3 dengan pembiayaan sebesar Rp6,4 Triliun. “Dana sebesar itu, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, di mana satelit itu memimilik kapasitas 150 gigabita perdetik dan kapasitas enam kali lipat dari satelit yang sudah ada di Indonesia,” jelasnya.
Dengan kapasitas yang besar Menteri Johnny menargetkan bisa membantu kantor pemerintah dan wilayah yang keberadaan sinyal sulit. “Satelit ini, akan digunakan untuk wilayah blankspot di Indonesia,” tandasnya.
Meski ada kendala soal pendanaan atau finansial closing pembuatan satelit Satria, Menteri Kominfo tetap optimistis bisa menyelesaikan tahapan financial closing bersama kedua lembaga yang dilibatkan dalam pembuatan satelit itu.
“Melibatkan dua negara yaitu BPI dari Prancis dan Asian Infrastructure Investment dari Tiongkok yang ikut dalam pembiayaan Satria.Kami mengalami kendala karena mulai malam ini juga pintu komunikasi transportasi dengan Tiongkok akan ditutup karena virus corona,” ungkap Menteri Johnny. {}