MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Perusahaan pialang berjangka di Indonesia, PT Trijaya Pratama Futures, dikabarkan membeli Global Investa Capital (GIC) Trade, platform trading berbasis Blockchain. Pendiri dan Kepala Eksekutif Global Investa Capital, Peter Tandean, mengaku pendanaan ini semakin memperkuat platformnya.
Apalagi, ia mengungkapkan risiko perdagangan forex online semakin besar lantaran banyak broker ilegal yang merugikan nasabah. “Kehadiran kami untuk menekan efek buruk transaksi online. Teknologi kami mampu meminimalisir, serta transparansi dan bebas biaya,” kata dia di Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019.
Meski Peter tidak mengungkapkan nilai investasi Trijaya Pratama Futures ke GIC Trade, tetapi platformnya merupakan integrasi antara Metatrader 5 dan Blockchain, yang diklaim sebagai platform satu-satunya di Indonesia yang sangat memungkinkan terjadinya peer-to-peer (P2P) trading.
“Artinya, pengguna sebagai trader akan berhadapan langsung dengan pengguna yang mengambil peran sebagai market maker. Di dalam platform GIC Trade, para nasabah dapat memilih untuk menjadi trader, market maker atau bahkan kedua-duanya,” ungkap Peter.
Integrasi Metatrader 5 dan Blockchain juga menawarkan aktivitas trading tanpa swap, tanpa komisi, serta spread yang rendah. Peter menambahkan jika GIC Trade menawarkan satu token dengan biaya US$1 atau sekitar Rp14 ribu.
Selain itu, aplikasi ini mendapat sambutan baik dari Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Kliring Berjangka Indonesia (KBI), dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Dengan demikian, setiap transaksi nasabah GIC Trade akan tercatat di Trijaya Pratama Futures, yang secara otomatis juga tercatat di BBJ dan KBI.
Sumber : Viva.co.id