MERDEKABICARA.COM I LHOKSUKON – Keresahan masyarakat Aceh Utara yang kecewa karena tidak bisa turun ke sawah dikarenakan akibat permasalahan kekurangan suplay air dari Krueng Pase sepertinya mulai terjawab.
Pasca turunnya anggota DPRK yang dipimpin oleh Ketua Komisi II, Geuchik Romi, dengan didampingi oleh Plt Kadis PUPR, Jafar dan Kabid Sarana Prasarana Dinas Pertanian, Zulfikar, Kamis, (22/05) kemarin, beberapa point keputusan termaktub lewat pertemuan tersebut.
Menurut Geuchik Romi, ada beberapa point kesimpulan yang disepakati pada saat pertemuan tersebut, diantaranya :
1. Meminta Bupati dan BWS untuk mencari kebijakan sementara waktu agar supaya air Bendung Krueng Pase dapat di manfaatkan di sela- sela renovasi bangunan yg belum siap atau lanjutan pembangunan.
2. Meminta kepada pihak untuk dapat menyelesaikan pembangunan sesuai dengan kontrak kerja yg telah di tentukan tahun 2025
3. Meminta Dinas PUPR atau yang mengelola bendung untuk menjembatani setiap usulan masyarakat terhadap penggunaan sementara waktu Krueng Pase.
“Point-point tersebut adalah dalam upaya menanggapi keluhan masyarakat terhadap fenomena sudah 4 tahun proyek bendung belum selesai sempurna, oleh karena itu, Komisi II merekomendasikan kepada Balai wilayah sungai (BMS) dan bupati Aceh Utara untuk mencari solusi terhadap kebutuhan pengaliran air,” ujar Geuchik Romi.
Plt Kepala Dinas PUPR, Jafar yang dimintai tanggapannya terkait hal ini, kepada Media, Jum’at, (23/05/2025) menjelaskan, bahwa pasca kunjungan ke Bendung Krueng Pase bersama anggota DPRK dan Dinas Pertanian, Kamis kemarin, hari ini ia segera menghadap Bupati Aceh Utara guna mencari solusi terkait tuntutan masyarakat tersebut.
“Ia benar, tadi sekitar pukul 17.00 Wib, saya menghadap bupati guna melaporkan kunjungan kemarin dan juga memohon solusi dari beliau terkait hal tersebut,” ujar Jafar.
Dalam pertemuan dengan bupati tadi, lanjut Jafar, ditemukan suatu kesepakatan akan digelar pertemuan antara bupati, DPRK, pihak BWS, rekanan pelaksana pembangunan Bendung Krueng Pase dan beberapa tokoh masyarakat.
Lebih lanjut Jafar menjelaskan, bahwa kondisi Bendung Krueng Pase dan saluran irigasinya masih dalam tahap pengerjaan.
Oleh karena itu, lanjutnya, demi kemaslahatan mutu dari hasil pengerjaan tersebut pihak Pemda berharap agar dapat bersabar beberapa bulan lagi, hingga proses pekerjaan selesai.
“Saya yakin, sekitar bulan September pekerjaan ini akan selesai, jadi supaya mutu pekerjaan maksimal, kita berharap masyarakat bersabar sejenak,” ujar Jafar.
Lebih lanjut Jafar menjelaskan, jika diberlakukan sistem buka tutup terhadap saluran kanan, sebagaimana yang diusulkan oleh para petani dikawasan tersebut, selain dikhawatirkan akan menimbulkan polemik baru yang diakibatkan kurangnya debit air yang tersedia, juga dampak buruk lainnya adalah buruknya kualitas hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh rekanan dalam kondisi yang tidak maksimal.
“Sistem buka tutup tidak kita lakukan karena akan muncul masalah baru nanti, dengan kondisi saluran saat ini tentu debit air tidak akan maksimal, hingga akan ada wilayah-wilayah yang teraliri dan ada juga wilayah yang tidak teraliri, tentu hal ini dianggap Pemda pilih kasih. Disamping itu pihak rekaman juga tidak akan bekerja maksimal karena masih ada air dalam saluran, hal ini berdampak pada kekhawatiran akan kurangnya mutu pekerjaan,” terang Jafar. {A. Robby}