MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – Karena diduga dibangun asal jadi, plafon pada gedung belajar TK Negeri Arun Lhokseumawe runtuh. Untungnya, pada saat kejadian proses belajar mengajar pada sekolah ini belum dimulai.
Amatan media ini Senin (11/12/23) plafon saah satu ruangan terlihat berbeda dari plafon lainnya. Jika plafon di ruangan sebelahnya berbahan PVC dan lebih mengkilap, plafon pada ruangan ini lebih berwarna pucat dan berbahan triplek biasa. Warna ini terlihat kontras padahal berada pada satu ruangan.
“Ini plafon kami bikin sendiri dari triplek. Plafon yang dibuat runtuh beberapa bulan lalu” ujar Kepsek TKN Arun, Itariani kepada awak media.
Dia menerangkan, pada suatu pagi sekira pukul 07:00 WIB mereka dikejutkan dengan runtuhnya plafon berbahan PVC itu. Saat kejadian, belum dimulai proses belajar mengajar.
Menurut keterangan kepsek, pada saat runtuh, pada langit-langit ruangan terlihat plafon lama yang masih melekat. Mereka memperkirakan plafon PVC itu hanya ditempel atau langsung dilapis di atas plafon lama. Rekanan diduga tidak membongkar terlebih dahulu plafon lama. Rekanan juga masih mempertahankan kayu lama sebagai kerangka penyangga plafon.
“Setelah runtuh, kami bongkar semua plafon lama lalu bahannya kami simpan. Untuk memperbaiki plafon ini terpaksa kami menggunakan uang sendiri. Tidak ada inisiatif dari pihak lain, kalau tidak diperbaiki tidak bisa berkatifitas di bawahnya. Membahayakan anak-anak dan guru” ujar Kepsek.
Dikutip dari laman LPSE Kota Lhokseumawe, paket plafon pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan judul “Rehabilitasi Ruang Kelas dengan kerusakan minimal sedang beserta perabotnya” tahun 2021 itu dikerjakan oleh CV AA Jaya yang beralamat di Jalan Listrik Kota Lhokseumawe. Nilai proyek yang dikerjakan dengan skema penunjukan langsung itu senilai Rp199.858.000.
Dikutip dari laman sirup.lkpp pada dinas yang sama dengan judul paket yang sama terdapat nilai anggaran yang berbeda. Di awal pengesahan anggaran, berdasarkan data sirup.lkpp, nilai paket proyek tersebut adalah Rp235.064.000.
Terjadi pengurangan anggaran hingga puluhan juta pada saat kegiatan itu akan dieksekusi. Mekanisme eksekusi proyek juga berbeda dimana sebenarnya paket di atas Rp200 juta seharusnya ditender.
Kepala Dinas PK Lhokseumawe, Taufik yang dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan kondisi plafon TK Arun ambruk. Dia menyebut sudah meninjau langsung ke lapangan.
“Sudah kita lihat kondisinya, sehingga kita menyimpulkan akan menganggarkan kembali perbaikan di tahun 2024,” ujarnya.
Ketika disinggung terkait otak-atik anggaran agar diduga bisa dilaksanakan melalui sistem penunjukan langsung, Taufik yang baru menjabat dua bulan ini, meminta awak media langsung mengklarifikasi hal itu ke ULP setdako Lhokseumawe.
“Langsung tanyakan saja ke ULP terkait mekanisme lelang atau PL seperti yang anda maksud” ujarnya. {}