MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE – Seorang warga Desa Blang Weu Baroh, Kecamatan Blang Mangat, Muhammad Thaib (65) hingga saat ini masih terlihat dalam kesedihannya yang tak berujung.
Hal tersebut di alaminya di karenakan kondisi rumahnya yang selalu dalam keadaan terancam banjir hingga membuat keluarganya khawatir pada saat datangnya hujan, ini di karenakan dugaan dari tanah timbunan yang akan dibangun perumahan mengancam tempat tinggalnya, 2 Juni 2022.
Dengan timbunan yang hampir manyamai tinggi rumahnya sehingga rumah Thaib terlihat lebih pendek dan mencolok ke dalam sehingga saat hujan debit air naik dan tidak dapat mengalir dengan lancar hingga mengepung rumahnya.
“Saya sangat sedih melihat keadaan rumah saya sekarang ini, kami satu keluarga tidak pernah bisa tenang ketika hujan datang semenjak sudah ada timbunan tanah yang mau dibangun perumahan itu”, ungkap Thaib.
Mirisnya lagi,saat banjir ia dan keluarganya terpaksa mengungsi di pemakaman umum tepat didepan rumahnya untuk menyelamatkan harta benda namun terlambat,karena barang-barang seperti lemari dan tempat tidur sudah terlebih dulu tenggelam hingga timbul inisiatifnya untuk membuat balai didalam rumahnya agar saat banjir tiba ia dan keluarganya tidak mengungsi ke balai yang ada di pemakaman.
“pernah saat itu jam 3 malam tiba tiba air naik hampir Sepinggang, terpaksa kami ngungsi ke balai yang ada di pemakaman dan menyelamatkan Barang barang kami yang terendam namun tidak mungkin kami bertahan disitu jadi saya buat panteu(balai kecil) di dalam rumah agar bisa bertahan”, ungkapnya.
Hal itu juga diakui oleh Marzuki(43) kerabat Muhammad thaib, ia mengaku hal ini sudah di laporkan ke Kepala desa namun belum ada solusi hingga saat ini, kades hanya mengatakan bahwa ditimbun tanah tersebut merupakan hak dari pemilik tanah sebelumnya.
“sudah kami lapor kades namun tidak ada jawaban, setau saya saat banjir pun ada dibawa nasi bungkus entah inisiatif dari yang punya proyek,tapi setelah itu tidak ada tanggapan apapun hingga sekarang,yang ada dibilang kalo ditimbunnya tanah itu kan hak pemilik tanah”,ucap Marzuki.
Karena kejadian itu, Marzuki dan Muhamad thaib berharap kades serta pihak yang berwajib menemukan solusi atas apa yang menimpa mereka dan pemilik tanah timbunan mau mengganti kerugian yang mereka alami.
Sementara itu, Kepala desa Blang Weu Baroh saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut, dirinyamenjelaskan bahwa permasalahan tersebut sudah berlangsung lama, namun ia berjanji akan melakukan rapat dan memanggil pemilik proyek dan warganya itu untuk melakukan musyawarah.
“Kejadian ini sudah berlangsung lama namun hingga saat ini belum bisa disimpulkan apa yang harus dilakukan kedepannya mengingat kedua belah pihak belum bertemu secara resmi untuk musyawarah,tapi dalam minggu ini saya akan memanggil yang punya timbunan dan pak Thaib untuk rapat dan musyawarah”, ucap Bachtiar.
Dia menambahkan, tapi di waktu kejadian dari pihak kecamatan Blang Mangat juga sudah meninjau lokasi bahkan dari BNPB juga hadir, tapi ya begitulah belum ada solusi hingga saat ini”, ungkapnya.
Camat Blang Mangat Ridha Fahmi saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut, ia mengaku sudah meninjau langsung dan menurunkan alat berat untuk melakukan pengerukan parit di sekitar timbunan.
“Sudah saya tinjau lokasinya dan sudah kami turunkan alat berat untuk melakukan pengerukan parit sekitar timbunan,namun bila saluran belum dibenahi ya pastinya banjir akan tetap terjadi”,ungkap Ridha,2/juni/2022
Ia mengaku sudah memberikan bantuan masa panik saat kejadian banjir dan mempertanyakan izin melakukan pembangunan perumahan pada pemilik timbunan.
Dihari yang sama, pewarta mengkonfirmasi Syahrol pemilik timbunan dimana dirinya mengaku sudah dipanggil pihak kecamatan dan mencoba membantu melakukan timbunan di depan rumah Muhammad Thaib dan berinisiatif membantu saat banjir menimpa rumahnya.
“Benar saya sudah dipanggil boleh camat,dan ditanyai hal ini,kalo anda perhatikan di depan rumahnya saya ada bantu menimbun tanah supaya lebih tinggi,saat banjir pun saya berinisiatif memberikan bantuan pangan untuk keluarga beliau”, ucapannya.
Ia juga memaparkan bahwa M.Thaib pernah memintanya untuk membangun saluran di areal timbunan namun harus dengan sistem bagi,ia juga menerangkan bahwa timbunan itu belum selesai.
“Itu timbunannya belum selesai, pernah dia minta saya untuk membangun saluran air di areal tanah saya,saya mau, tapi harus dibagi, contoh tanah saya 75 cm tanah orang lain 75 cm, karna disitu dasarnya tidak ada saluran air”, jelasnya.
Lanjut Syahrol,” tapi secara garis besar saya jelaskan kalo saya sudah mencoba bantu dengan menimbun bagian depan rumah beliau, tapi kalo untuk kita timbun semua dan kita bangun rumah rumah nya yang baru kan banyak pertimbangan,tapi setidaknya kami sudah berusaha membantu”,tutupnya. {}