MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA – Warga Aceh yang menetap tinggal di beberapa negara di Eropa, baik yang berstatus pelajar, mahasiswa, pekerja, pedagang maupun pegawai lainnya tetap mengikuti dan memegang teguh tradisi Aceh. Bahkan terhadap ajaran Islam baik yang menyangkut ibadah maupun dalam memperingati hari hari besar Islam tetap dilaksanakan dan dirayakan.
Mahyuni, salah seorang warga Aceh yang menetap tinggal di Norwegia, salah satu negara di belahan benua Eropa kepada Media ini, Jumat (16/9/22) melaporkan. Dalam setiap merayakan hari raya baik Idul Fitri atau Idul Adha sangat mengharukan, apalagi saat bertemu dengan orang-orang Muslim atar bangsa yang berbondong-bondong mendatangi Masjid di kota Stavanger dengan penuh semangat yang diiringa salam.
”Begitulah pergaulan sesama muslem di perantauan,” sebut Mahyuni.
Mahyuni sangat berharap kepada masyarakat Aceh yang berada di luar Aceh untuk membentuk satu pusat Informasi dan komunikasi demi memudahkan silaturrahmi sesama warga Aceh yang berada diluar negeri demi kemajuan bersama.
Mahyuni menambahkan, setiap acara untuk bertemu dan saling salaman inilah yang dilakukan warga Aceh di Norwegia dalam memperingati Hari Hari Besar Islam. Bagi yang tinggal disekitar Rogaland berkumpul di Bydelhus Forus menggelar acara halal bihalal, dan makan bersama. “Ini sebagai ganti saling berkunjung seperti suasana di Aceh. Saling bermaaf maafan, bersenda gurau,bercanda dan saling bercerita.
Yang beda menurut Mahyuni, kalau di Aceh misalnya pada malam hari raya, suara takbir menggema di setiap sudut gampong dan kota, di Norwey sunyi tidak terdengar suara takbir. Namun itu semua tidak menghalangi semangat warga Aceh dalam merayakan Hari Raya di Stavanger. Kendati jumlah masjid terhitung sedikit, tetapi warga Aceh dan warga Muslim dari berbagai negara lainnya yang menetap di Wilayah Rogaland tetap dapat melaksanakan shalat Hari Raya di beberapa masjid yang ada di Stavanger dan Sandnes.
Diceritakan juga, walaupun hidup dan tinggal di negara yang bebas dan minus Muslem bagi warga Aceh tidak terpengaruh dan senantiasa menjaga akidah dan tradisi adat Aceh.
“Bahkan kami pada semua haru ketika banyak masyarakat Norway dan Denmark ikut menyaksikan setiap acara pegelaran acara adat budaya Aceh yang lengkap dengan pelaminan dan tampilan pakaian adat serta makanan khas seperti timphan dan kue khas Aceh lainnya. Termasuk sajian kenduri dengan gulai kuwah pliek u”, papar Mahyuni.
Diakhir ceritanya Mahyuni tak lupa memberi tahu tentang kondisi cuaca di Eropa dan juga menanyakan cuaca di Aceh dengan menyebut, over here the season is beginning to bloom, to spring or close to summer. And it is getting abit more warmer than before. How about the weather over Aceh?. Does rain sometimes?. (Ucr)