MERDEKABICARA.COM | ACEH TENGAH – Selama Pandemi petani di kecamantan Lut Tawar kabupaten Aceh Tengah tidak terpengaruh dengan kegiatan pertaniannya, seperti yang dilakukan di kampung Pedemun dan Toweren yang berada di pinggiran Danau Laut Tawar itu, namun tetap produktif dan ikut menjaga stabilitas ketahanan pangan di daerahnya.
Telah memasuki masa panen padi pada bulan April dan Mei 2020 yang lalu, daerah Lut Tawar merupakan satu sentra produksi bawang merah di kabupaten Aceh Tengah, bahkan bawang merah lokal dari kecamatan Lut Tawar ini sudah diakui sebagai komoditi lokal unggul nasional. Para petani di kawasan ini memang sudah terbiasa memanfaatkan lahan sawah untuk menanam bawang merah, karena selain agroklimatnya sangat cocok, pengembangan komoditi ini terbukati mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Kaslil, SP, penyuluh pertanian di BPP Lut Tawar menjelaskan, menjelang diberlakukannya tatanan kenormalan baru (new normal) di daerahnya, saat ini sudah ada puluhan hektar lahan sawah di wilayah binaaanya yang telah selesai diolah dan siap untuk ditanami bawang merah. Kebetulan saat ini, para petani juga mendapat stimulan berupa bantuan bibid dari dana desa, sehingga mereka lebih bersemangat, karena mbisa menghemat biaya produksi.
“Saat ini di desa binaan saya, sudah ada puluhan hektar lahan sawah yang siap untuk ditanami bawang merah, Alhamdulillah kali ini petani tidak perlu membeli bibit sendiri karena dibantu bibid dari dana desa” ungkap Kaslil, penyuluh yang pernah diundang Menteri Pertanian ke Jakarta ini, Sabtu (4/7/2020).
Kaslil mengungkapkan bahwa mesti dalam masa pandemi, para penyuluh pertanian di daerah ini tetap bekerja seperti biasa, membina dan memberi motivasi petani. Karena menurutnya, jika penyuluh berhenti bekerja dan petani juga berhenti beraktifitas, maka yang akan terjadi adalah krisis pangan dan perekonomian petani semakin terpuruk.
“Pada saat pandemi covid saja, kami tetap bekerja seperti biasa, apalagi saat ini akan memasuki fase new normal, bagi kami apapun kondisinya, petani harus tetap dibina dan diberi motivasi agar dapat terus melakukan aktifitas produktif, kalau mereka berhenti, maka yang akan terjadi adalah krisis pangan dan terpuruknya ekonomi para petani” lanjut Kaslil.
Kaslil juga menjelaskan, bahwa pembinaan petani dalam pengembangan bawang merah di wilayah binaannnya ini tidak sulit, karena mereka sudah beberapa tahun membudidayakan komoditi bawah merah di daerah ini dan keberhasilannya cukup baik, ini yang membuat mereka selalu antusias.
“Membina petani bawang merah disini tidak sesulit beberapa tahun yang lalu ketika pertama kali kami memperkenalkan dan meyakinkan komoditi ini kepada petani, sekarang mereka sudah terbiasa membududidayakan komoditi ini, bahkan saat ini mereka sangat antusias untuk mengembangkan komoditi ini dengan lahan yang lebih luas, karena mereka sudah merasakan manfaatnya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka’ lanjut Kaslil.
Yang kemudian juga membuat para petani bersemangat, harga komoditi bawang merah di daerah ini relatif tinggi dalam beberapa bulan terakhir ini. Saat ini saja , harga bawang merah lokal di kabupaten Aceh Tengah, berkisar Rp 30.000,- per kilogramnya, bahkan dua bulan yang lalu mencapai 40 ribu per kilogramnya. Sementara para petani di kecamatan Lut Tawar ini mampu menghasilkan produktivitas rata-rata 6 – 7 ton per hektarnya. {}