MERDEKABICARA.COM | JAKARTA – Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau dikenal juga dengan TPN/OPM kembali mengeluarkan ultimatum. Salah satunya, mereka mengancam akan menembak warga non-Papua jika tidak segera mengosongkan daerah Kabupaten Nduga.
“Perang gerilya terbuka yang kami TPNPB-OPM Kodap III Ndugama lakukan adalah hanya demi tuntut kemerdekaan bangsa Papua Barat untuk penentuan nasib sendiri,” kata Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam lansiran yang diterima Media, Senin (25/2).
Sebby mengatakan, TPNPB-OPM tidak akan berhenti perang hingga mendapatkan pengakuan kemerdekaan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Indonesia. Ia juga mengatakan, untuk mencapai pengakuan itu, pihaknya hanya akan melakukannya melalui kontak senjata.
Menurut Sebby, pihaknya tidak pembangunan dan pengadaan bahan makanan oleh pemerintah Indonesia untuk seluruh masyarakat yang berdomisi di 32 distrik di Kabupaten Nduga, Papua. Mereka hanya meminta hak politik kemerdekaan Papua Barat.
“Kami TPNPB tegaskan, di seluruh wilayah tanah adat Ndugama, baik dari ujung sampai ujung, yang namanya manusia rambut lurus dan warna kulit sawo matang adalah musuh utama TPNPB Kodap III Ndugama,” ujar dia.
Dia menambahkan, hal tersebut dilakukan karena banyak anggota militer dan polisi yang selama ini menyamar sebagai guru, perawat, suster, mantri, dan juga tukang bangunan, bahkan sopir taksi. Sebby mengatakan akan menembak jika menemukan mereka.
“Kami harap pos militer dan polisi Indonesia yang bertugas di Distrik Mbua segera hentikan operasi militer di perkampungan masyarakat,” jelasnya.
Sebby juga menyebutkan, Egianus Kogoya, selaku pimpinan TPNPB Kodap III Ndugama, menginstruksikan semua warga sipil non-Papua segera mengosongkan daerah Kabupaten Nduga. Jika tidak, kata dia, maka mereka tidak akan segan untuk menembak.
“Kalau tidak menindahkan pernyataan ini dan masih ada di wilayah tanah adat Ndugama, maka kami tidak akan kompromi dan akan tembak,” ungkap dia.
Sumber : Republika.co.id