MERDEKABICARA.COM | Bukan hanya raga atau fisik saja yang bisa sakit atau terkena penyakit, namun hati atau rohani juga bisa memiliki penyakit. Dan tentunya penyembuhannya bukan dengan alat-alat medis. Bukan hanya merugikan diri sendiri namun penyakit hati juga bisa merugikan orang lain.
Selain itu, balasan adzab dan kesukaran dalam hidup juga akan didapat jika penyakit hati terus dipelihara. Lalu apa saja sih penyakit hati yang berbahaya ini? Berikut ada beberapa macam penyakit hati dalam Islam yang harus dijauhi.
1. Sombong (Takabbur)
Sombong atau tinggi hati bisa bermacam-macam bentuknya. Pertama, menganggap rendah orang lain. Kedua, tidak bisa menerima saran dan kritik membangun dari orang lain. Kedua hal tersebut disebabkan sifat sombong yang merasa diri sendiri jauh lebih baik dari orang lain, serta merasa tidak perlu saran dari orang lain karena menganggap dirinya selalu benar.
Allah SWT berfirman: “Janganlah kalian berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan. Karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS al-Isra’: 37)
Sifat sombong ini bisa diatasi dengan cara membuka hati. Sadari bahwa di atas langit masih ada langit. Jadi sudah sepatutnya tidak menganggap rendah orang lain karena pasti ada orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi. Membuka hati terhadap saran dan kritik dari orang lain juga perlu disadari untuk membangun dan mengembangkan diri jadi lebih baik lagi.
2. Pamer (Riya’)
Dalam konteks ini, riya’ yang dimaksud adalah memperlihatkan amal shaleh di depan orang lain. Sifat riya’ menunjukkan adanya kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh sesama umat manusia atas amalan apa saja yang telah dilakukan. Padahal, seharusnya urusan amal shaleh itu dijadikan niat untuk beribadah kepada Allah SWT semata. Riya’ bisa muncul kapan saja, baik sebelum atau saat sedang beramal.
Sifat riya’ sudah seharusnya dijauhi terutama saat memberikan sedekah bagi kaum yang membutuhkan. Jangan sampai amalan dari sedekah itu hilang tak berbekas karena terselip niat riya’ di dalamnya.
“Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti (perasaan si penerima) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak berimana kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. Al-Baqarah: 264)
3. Narsis (Ujub)
Ujub adalah sifat yang terlalu mengagumi diri sendiri atas semua kebaikan yang ada dalam dirinya, tanpa ingat bahwa semua karunia yang ia dapat adalah pemberian dari Allah SWT. Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan sifat ujub, di antaranya sering berhasil melakukan pekerjaan, meraih banyak pujian dari orang lain, punya wewenang tinggi, memiliki penampilan fisik sempurna dan masih banyak lagi.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tiga perkara yang membinasakan: rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.” (HR. At-Thabrani)
Jangan biarkan sifat ujub atau narsis ini menggerogoti iman. Tetaplah berdzikir karena setiap keberhasilan dan kelebihan yang didapat manusia tentu semua datangnya dari Allah SWT.\
4. Iri dan Dengki (Hasad)
Sifat iri dengki pada kesuksesan dan kelebihan yang dimiliki orang lain, serta keinginan agar semua kelebihan tersebut lenyap bukanlah sikap yang terpuji. Terlebih lagi, menyimpan rasa iri dengki hanya akan memperburuk keadaan diri sendiri. Alangkah baiknya setiap kelebihan dan kesuksesan orang lain dijadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri jadi jauh lebih baik.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allâh kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allâh sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An-Nisâ’: 32)
5. Pelit (Taqtir)
Kikir atau terlalu pelit dalam artian menolak menyisihkan sebagian hartanya bahkan untuk bersedekah. Orang dengan sifat kikir tidak akan pernah mendapatkan berkah dari Allah SWT. Pasalnya, dalam harta seseorang terdapat hak orang lain yang membutuhkan yang tentunya harus dikeluarkan.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)
6. Terlalu Mengejar Hal Duniawi
Terlalu fokus mengejar hal-hal bersifat duniawi sampai-sampai melupakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT termasuk penyakit hati yang berbahaya. Misalnya, kerja keras sampai lembur tapi lalai sholat lima waktu atau sibuk mengembangkan usaha hingga jadi kaya raya tapi selalu lupa kepentingan beramal.
Hal-hal semacam inilah yang sesungguhnya membuat apa yang sudah diraih sebenarnya sia-sia. Karena sesungguhnya tak hanya kenikmatan dunia semata, tapi kehidupan di akhirat kelak juga harus dipikirkan.
Sumber : IP