MERDEKABICARA.COM | Pemerintah Sri Lanka telah melakukan pembakaran jenazah (kremasi) bagi para korban virus corona (Covid-19), walaupun mendapat aksi protes dari minoritas Muslim di negara itu. Kaum Muslim menolak kebijakan ini karena dianggap bertentangan dengan tradisi Islam.
Dari tujuh kematian akibat penyakit wabah di negara kepulauan ini, tiga adalah Muslim. Jenazah mereka dikremasi oleh otoritas Sri Lanka meskipun ada protes dari kerabat mereka.
“Jenazah mereka yang telah meninggal atau diduga meninggal, akibat Covid-19 akan dibakar,” kata Menteri Kesehatan Pavithra Wanniarachchi hari Ahad (12/4) dikutip AFP.
Keputusan itu juga dikritik oleh kelompok-kelompok HAM. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi pilihan, bahwa jenazah ‘dapat’ dimakamkan atau dibakar’.
Sejauh ini lebih dari 200 orang dinyatakan positif mengidap virus corona di Sri Lanka. Seluruh dunia telah memberlakukan jam malam nasional yang tidak terbatas.
Partai politik utama negara itu yang mewakili Muslim, menuduh pemerintah “tidak berperikemanusiaan” karena upacara keagamaan dan keinginan keluarga. Jumlah Muslim 10 persen dari 21 juta penduduk negara itu.
Ketegangan antara Muslim dan mayoritas penduduk Sinhala memuncak pada Perayaan Paskah tahun lalu, setelah pemberontak setempat dituduh melakukan bom bunuh diri di tiga hotel dan tiga gereja menewaskan 279 orang. Seminggu kemudian, Sinhala menyerang Muslim, membunuh dan melukai lebih banyak orang. Ratusan rumah dan kendaraan hancur dan pihak berwenang dituduh gagal menghentikan kekerasan – tuduhan yang dibantah Kolombo.
Gereja Katolik Roma di Sri Lanka hari ini mengatakan mereka memaafkan pelaku bom bunuh diri, kutip AFP
Sumber : hidayatullah