MERDEKABICARA.COM | BANDA ACEH – Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Aceh, yang diketuai oleh Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) dan beranggotakan Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan, serta AKN Aceh Barat, berhasil menyelenggarakan Dialog Publik Kebijakan Bersama Pemangku Kepentingan Daerah tentang Rancangan Pembentukan Jaringan Industri dan Vokasi (JIVok) Aceh. Acara yang berlangsung pada 1-2 November 2024 di Hotel Rasamala, Banda Aceh, ini diakui sebagai tonggak sejarah dalam penguatan kolaborasi antara pendidikan vokasi dan sektor industri di Indonesia.
Dialog publik ini menciptakan momentum signifikan dalam menjawab tantangan link and match antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri yang dinamis. Momen penting ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Konsorsium PTV Aceh dengan delapan Kadin Kabupaten/Kota di Aceh serta enam perusahaan swasta, menandakan komitmen bersama untuk memajukan dunia pendidikan vokasi di Aceh.
Muhammad Arifai, SE., M.Acc., AK., CPPT., CIFRS., Ketua Program Fasilitasi Kemitraan 2024 dan Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi PNL, menyampaikan bahwa JIVok Aceh lebih dari sekadar sebuah konsep, ia merupakan sebuah inovasi strategis yang bertujuan untuk membangun jembatan yang kokoh antara lembaga pendidikan vokasi dan sektor industri.
“JIVok Aceh adalah langkah krusial dalam mengatasi ketidakcocokan antara kualitas pendidikan vokasi dan tuntutan industri yang terus berubah. Dengan terwujudnya jaringan ini, kita dapat menciptakan ekosistem yang mendukung kolaborasi yang sinergis, di mana kedua pihak dapat saling mendukung dalam pengembangan kompetensi dan keterampilan yang relevan. Ini akan menghasilkan tenaga kerja yang tidak hanya siap pakai, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan masyarakat Aceh secara berkelanjutan,” jelas Arifai.
Menjawab Tantangan Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Pembentukan JIVok Aceh muncul di tengah tantangan ketenagakerjaan yang kompleks, ditandai dengan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kebangkrutan sejumlah perusahaan besar nasional. Kondisi ini, ditambah dengan kondisi angka kemiskinan dan pengangguran, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan pemangku kepentingan pendidikan vokasi di Aceh. Keberadaan industri yang tangguh menjadi sangat penting sebagai ekosistem pendukung pendidikan vokasi, guna memastikan keberlanjutan dunia kerja dan stabilitas ekonomi daerah.
Mengokohkan Langkah Menuju Sinergi Vokasi dan Industri
Dialog publik ini dipandu oleh moderator terkemuka, Ir. Muhammad Hatta, SST., MT., CPS., CPPS. CMPS., CCLS., CTRS., CCHS., yang menjabat sebagai Koordinator Humas dan Kerjasama PNL dan Ketua Forum Humas Politeknik Negeri Se Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang berwawasan luas dan memiliki integritas tinggi. Acara ini menghadirkan lima narasumber utama, yaitu Yoggi Herdani dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Marthunis, ST., DEA., Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Teuku Jailani Yacob, SE Wakil Ketua Umum Kadin Aceh bidang Vokasi dan Sertifikasi, Prof. Adil Ahza dari Dewan Pakar Mitras DUDI, dan Novi Zulkarnain dari Mitra DUDI. Kelima narasumber memberikan perspektif strategis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan sinergi yang optimal antara dunia pendidikan dan industri.
Dialog ini tidak hanya menciptakan diskusi, tetapi juga menjadi ajang brainstorming yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pimpinan PTV di Aceh, perwakilan BUMN, BUMD, perusahaan swasta, Kadin Provinsi dan Kadin Kabupaten/Kota, Bappeda Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, Disnakermobduk Aceh, Biro Isra Setda Aceh, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten/Kota se-Aceh, Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah Aceh, BPVP Aceh serta Forum PLKP Aceh dan stakeholder lainnya. Partisipasi aktif ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dan komitmen semua pihak untuk memastikan keberhasilan JIVok Aceh.
Menguatkan Visi dan Misi JIVok Aceh
JIVok Aceh diharapkan menjadi motor penggerak dalam memperkuat keterhubungan strategis antara dunia pendidikan dan industri. Visi JIVok berfokus pada pengembangan pendidikan vokasi yang mampu merespons tuntutan pasar tenaga kerja global dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional. Misi utamanya adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, terampil, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan industri yang terus berubah.
Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Strategis
JIVok Aceh dirancang sebagai platform integratif yang menghubungkan perguruan tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan, LKP, industri, dan pemerintah dalam upaya menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang adaptif dan relevan. Fungsi utama JIVok adalah sebagai penghubung, fasilitator, dan pendorong inovasi di bidang pendidikan vokasi. Tujuan spesifiknya mencakup peningkatan mutu lulusan, pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan industri, serta peningkatan kolaborasi dalam riset dan pengembangan.
Manfaat yang diharapkan meliputi peningkatan daya saing tenaga kerja Aceh, pengurangan angka pengangguran, dan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Kolaborasi ini juga bertujuan untuk menciptakan ekosistem inovatif yang mendorong lahirnya ide-ide baru yang bisa diterapkan di industri.
Strategi dan Struktur Organisasi
JIVok Aceh menerapkan struktur kolaboratif yang melibatkan perguruan tinggi vokasi, pemerintah daerah, Kadin, perusahaan BUMN dan perbankan, BUMD, perusahaan swasta, Kepala Cabang Dinas Pendidikan, Forum PLKP, BPVP dan stakeholder lainnya. Program unggulan JIVok meliputi pengembangan database vokasi yang mencakup produk-produk inovatif, profil tenaga kerja terampil, serta hasil riset terbaru yang dapat diakses oleh para pelaku industri. Magang atau praktik kerja lapangan (PKL) juga diintegrasikan sebagai komponen wajib dalam kurikulum, guna memberikan pengalaman industri nyata kepada mahasiswa dan siswa.
Kesepakatan Kolektif dan Harapan Ke Depan
Kesepakatan yang tercapai dalam dialog publik ini menunjukkan kebulatan tekad semua pihak yang terlibat untuk mendukung pembentukan JIVok Aceh. Semua peserta sepakat bahwa inisiatif ini bukan hanya langkah strategis untuk menghubungkan pendidikan dan industri, tetapi juga investasi masa depan untuk meningkatkan kualitas SDM Aceh.
Selain itu, dalam dialog tersebut disepakati pula pembentukan Formatur yang terdiri dari keterwakilan semua unsur sebagai langkah awal dalam merencanakan pembentukan JIVok Aceh. Formatur ini bertugas menyusun langkah-langkah strategis dan roadmap inisiatif tersebut. Untuk memfasilitasi komunikasi dan koordinasi yang lebih efisien, para peserta juga sepakat membentuk WAG (WhatsApp Group) JIVok Aceh, yang diharapkan dapat menjadi platform efektif dalam mempercepat kolaborasi dan pertukaran informasi antarpihak terkait.
Penutup
JIVok Aceh diharapkan dapat menjadi contoh sukses yang menginspirasi pembentukan jaringan serupa di tingkat nasional. Sinergi ini diyakini akan memperkuat posisi Aceh sebagai pusat pendidikan vokasi yang unggul, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kesenjangan dalam ketersediaan tenaga kerja berkualitas. Melalui semangat gotong royong dan kolaborasi, JIVok Aceh diharapkan menjadi batu loncatan menuju kemandirian, inovasi, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. {}