Categories: LingkunganSosmas

Anggrek Jenis Baru Ditemukan BBKSDA di Taman Wisata Alam Papua Barat

MERDEKABICARA.COM  | SORONG – Tim inventariasasi anggrek  selama lebih dari satu tahun ini  melakukan penelitian di Taman Wisata Alam (TWA) Sorong mulai dari Maret 2018 hingga Juli 2019, tim berhasil mendapatkan temuan yang cukup menarik.

Penelitian yang dilakukan oleh Reza Saputra dkk. mencatat 84 jenis anggrek yang terdiri dari 69 jenis epifit, 14 jenis terrestrial dan 1 jenis holomikotropik. Terdapat 4 jenis diantaranya adalah jenis yang belum dideskripsikan secara ilmiah (suspected as new species). Salah satu diantara 4 jenis tersebut telah berhasil dibuktikan secara ilmiah dan telah diberikan nama, yaitu Dendrobium moiorum Saputra, Schuit., Wanma & Naive

Deskripsi Dendrobium moiorum telah diterbitkan pada Jurnal Phytotaxa 430 (2): 142-146 (https://doi.org/10.11646/phytotaxa.430.2.5) pada tanggal 28 Januari 2020. D. moiorum adalah jenis anggrek epifit yang dicirikan tumbuh menempel pada permukaan batang atau ranting pohon. Anggrek ini memiliki habitat di hutan hujan dataran rendah pada ketinggian 100 mdpl pada lokasi teduh dan semi terbuka yang tidak mendapat sinar matahari langsung. Anggrek ini teramati berbunga pada bulan Februari dan Juli hingga September.

“Kedepannya, masih banyak pekerjaan mengenai konservasi anggrek di Wilayah Papua. Balai Besar KSDA Papua Barat memiliki tugas dan fungsi dalam inventarisasi potensi kawasan konservasi di Papua Barat, termasuk penelitian mengenai inventarisasi potensi jenis-jenis anggrek. Kedepannya kami akan mengumpulkan orang-orang lokal yang suka dan ingin bekerja sama dalam penggalian potensi keanekaragaman hayati di Provinsi Papua Barat, termasuk potensi jenis anggrek” tambah Ir. R. Basar Manullang, MM.

Balai Besar KSDA Papua Barat berharap, dengan adanya Anggrek Moi ini akan menumbuhkan rasa penasaran dan ketertarikan masyarakat Suku Moi untuk ikut serta dalam penggalian kekayaan biodiversitas di tanah Suku Moi, tak hanya jenis anggrek namun juga jenis flora dan fauna lainnya. Selain itu juga diharapkan masyarakat Suku Moi bersama-sama dengan Balai Besar KSDA Papua Barat mampu menjaga alam titipan yang ada saat ini untuk generasi selanjutnya. (NAP)

Epitet nama moiorum memiliki arti “Belong to Moi Tribe atau Milik Suku Moi”. Suku Moi merupakan suku asli yang memiliki hak ulayat adat di wilayah Sorong dan sekitarnya. Penamaan Anggrek Moi merupakan penghargaan kepada Suku Moi karena telah turut serta menjaga dan melestarikan kawasan TWA Sorong. Penamaan Anggrek Moi diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan Suku Moi atas kekayaan biodiversitas yang dimiliki.

Selain itu, penamaan tersebut terinspirasi oleh konsep 10 Cara Baru Kelola Kawasan Konservasi yang dikemukakan oleh Bapak Direktur Jenderal KSDAE, Ir. Wiratno, M. Sc. Salah satu dari 10 cara tersebut adalah “Masyarakat sebagai Subjek Pengelolaan”. “Penamaan Anggrek Moi menjadi sangat penting untuk menjalin kepercayaan antara BBKSDA Papua Barat dengan Masyarakat Suku Moi dalam pengelolaan kawasan konservasi TWA Sorong” ujar Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat, Ir. R. Basar Manullang, MM.

Berdasarkan proses penilaian atau assestment status konservasi dengan kriteria IUCN Redlist (2019), dinilai bahwa jenis D. moiorum termasuk pada kategori Vulnerable (rentan). Saat ini, distribusi jenis tersebut diketahui sangat terbatas dengan ukuran populasi diperkirakan kurang dari 1000 individu. Meski TWA Sorong merupakan kawasan konservasi, namun habitat jenis tersebut masih rentan terhadap dampak kegiatan manusia.

Reza Saputra (Calon Pengendali Ekosistem Hutan BBKSDA Papua Barat) yang merupakan Corresponding Author spesies tersebut menuturkan bahwa “Konsep PEH dengan fokus spesialisasi pada satu taksa sangat baik menurut saya. Hal tersebut menjadi kesempatan yang  bagus untuk memperdalam ilmu pada satu taksa. Karena konsep PEH ini, saya mampu mengenal satu demi satu jenis anggrek pada satu kelompok. Sehingga ketika ada jenis anggrek yang tidak saya kenal di kelompok tersebut, saya dapat berpendapat bahwa jenis tersebut merupakan jenis baru. Meski begitu tetap perlu dilakukan review lebih lanjut oleh peneliti atau pakar senior. Bukan tanpa tantangan, dalam proses penelitian jenis baru ini telah melalui proses review yang cukup panjang. Keterbatasan alat, bahan dan lingkungan kerja yang berbeda dengan lingkungan peneliti tidak menjadi penghalang untuk berkarya.”

Dendrobium moiorum memiliki kemiripan dengan Dendrobium istmiferum J.J.Sm. (Smith, 1935: 41), seperti kumpulan papila pada bagian tengah antara dua keels yang bergelombang, tetapi berbeda pada bagian tengah bibir bunga (labellum) dengan tepi yang sangat bergelombang. D. moiorum memiliki bunga dengan lebar yang cukup besar, yakni sekitar 8 cm dan daun yang panjang, yakni sekitar 23.5 cm. Keunikan spesies ini terletak pada bagian bibir bunga, berbeda dengan spesies lainnya dari section Diplocaulobium yang memiliki pangkal bibir bunga berwarna merah atau ungu, D. moiorum memiliki warna putih-kuning polos yang merupakan suatu hal langka pada section Diplocaulobium. {}

Recent Posts

Dituduh Telantarkan Lahan, Ini Jawaban Mengejutkan dari PT Bapco!

MERDEKABICARA.COM | Aceh Utara--. Managemen PT Bapco mengatakan bahwa lahan PT. Bapco di kecamatan Paya…

4 jam ago

Kapolres Pidie Pimpin Upacara Hari Bhayangkara ke-79

MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Kepala Kepolisian Resor Pidie AKBP Jaka Mulyana, SIK, MIK memimpin langsung…

3 hari ago

HMJ KPI UIN SUNA Lhokseumawe Latih Mahasiswa Kuasai Bahasa Isyarat

MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ushuluddin, Adab…

3 hari ago

Usai Gelar Demo, Ketum KGIF Dipecat oleh PT IMARA

MERDEKABICARA.COM | ACEH UTARA -Seusai menggelar demonstrasi di gerbang utama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM),…

3 hari ago

Mahasiswa PNL Raih Juara II Nasional dalam Ajang CAD-CAM Competition 2025

MERDEKABICARA.COM | LHOKSEUMAWE - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) di…

3 hari ago

Polres Pidie dan Kelompok Tani Sabena Geuleudieng Padang Tiji Tanam Jagung di Lahan 11 Hektare

MERDEKABICARA.COM | PIDIE - Dalam upaya mendukung program Swasembada Pangan Nasional 2025, Polres Pidie bersama…

4 hari ago